Usai Direvitalisasi, Alun-alun Probolinggo Ditutup Setahun
Setelah sekitar dua tahun direvitalisasi, alun-alun Kota Probolinggo ternyata belum juga dibuka untuk umum. Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Permukiman (Dinas PUPR Perkim) Kota Probolinggo beralasan, alun-alun masih dalam masa perawatan selama setahun.
“Proyek revitalisasi alun-alun Kota Probolinggo kan sudah selesai, mengapa tidak segera dibuka untuk umum,” kata Wakil Ketua Komisi III DPRD Kota Probolinggo, Sri Wahyuningsih dalam rapat dengar pendapat dengan Dinas PUPR Perkim di ruang Komisi III DPRD, Senin, 18 Januari 2021.
Politisi Partai Demokrat itu mengaku, punya pengalaman di pagi hari berjalan-jalan di kawasan alun-alun. Ternyata di dalam alun-alun ada sejumlah orang sedang berjalan-jalan, berolahraga, dan bermain.
“Saya heran, alun-alun ditutup kok warga bisa masuk? Ternyata mereka membobol pagar agar bisa masuk,” ujarnya.
Rahman Kurniadi yang mewakili Dinas PUPR Perkim Kota Probolinggo mengatakan, alun-alun sengaja ditutup karena dalam masa perawatan selama setahun. “Alun-alun dalam masa perawatan, ditutup setahun. Rumputnya juga tidak boleh diinjak,” katanya.
Ketua Komisi III, Agus Riyanto menyarankan, sebenarnya alun-alun bisa dibuka untuk umum meski dalam masa perawatan. “Silakan saja warga masuk ke alun-alun, hanya saja mereka dilarang menginjak rumput,” ujarnya.
Rahman menambahkan, revitalisasi alun-alun masih akan berlanjut hingga tahun 2022. Yakni dengan penambahan taman manula di sebelah utara sisi barat dan taman bermain anak-anak di sisi selatan.
“Di sebelah utara sisi timur akan dibangun Dekranasda. Juga ada penataan PKL di sejumlah titik di kawasan alun-alun,” ujarnya.
Berdasarkan pengamatan meski pintu gerbang ditutup, setiap hari sejumlah warga tampak beraktivitas di dalam alun-alun. Di bagian taman dengan tanaman rumput gajak mini terdapat larangan menginjak rumput.
Kondisi alun-alun sendiri lebih tinggi dibandingkan sebelum revitalisasi. Alun-alun memang ditinggikan karena sering tergenang saat hujan.
Berdasarkan catatan, proyek revitalisasi alun-alun Kota Probolinggo senilai sekitar Rp 4,8 miliar pada 2019 mangkrak. Untuk sementara proyek tidak bisa dilanjutkan karena kontraktor PT Faradis Mulia Makmur, Surabaya menggugat Pemkot Probolinggo ke Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Gugatan PT Faradis kandas. Pemkot Probolinggo akhirnya melakukan tender ulang untuk melanjutkan proyek alun-alun pada 2020 lalu.