Usai Dirampok, Walikota Blitar Harap Keamanan di Rumdin Ditambah
Walikota Blitar Santoso berharap ada evaluasi pengamanan di rumah dinasnya. Bahkan, dia juga berharap pengamanan itu melibatkan TNI dan Polri.
Usul itu disampaikan Santoso karena menganggap pengamanan di rumah dinasnya belum cukup, karena hanya dijaga Satpol PP. Itu sebabnya, kawanan perampok berani masuk dan mengobok-bok.
"Saya berharap menjadi evaluasi kalau perlu ada penambahan personil dari TNI dan polri," ujar Santoso kepada wartawan.
Lanjut Santoso, seorang pejabat negara harus diamankan dan dijaga dari semua hal-hal yang tidak diinginkan. Selama ini di rumdin Walikota Blitar hanya ada petugas Satpol PP.
Praktis, yang menghuni rumdin hanya 5 orang, yakni Santoso dan istri serta 3 orang petugas Satpol PP. "Apalagi tahun politik. Supaya tugas saya menjalankan pengabdian di masyarakat bisa lebih amanah dan nyaman," katanya.
Perampokan di rumdin Walikota Blitar berlangsung antara pukul 3-4 dini hari. Pelaku mengendarai mobil berpelat merah yang saat ini masih diselidiki polisi, apakah asli atau palsu.
Para pelaku yang diduga berjumlah 5 orang dengan mudah melumpuhkan 3 orang petugas satpol PP di pos jaga. Ketiga petugas disekap tanpa ada perlawanan.
Tangan, kaki, mulut dan mata mereka diikat lakban. Sebanyak 3 orang pelaku lantas menerobos masuk kamar Wali Kota Blitar dengan menjebol pintu kamar.
Santoso disergap sekaligus ditengkurapkan dengan muka menghadap lantai ruangan. Tangan, kaki, mulut dan matanya dilakban. Begitu juga istrinya, Ny Feti Wulandari juga disekap dengan posisi berdiri.
Santoso mengaku mengalami sejumlah penganiyaan. Ia dipukul dan ditendang berkali-kali saat pelaku memaksanya menunjukkan tempat penyimpanan uang. Santoso akhirnya menyerah saat pelaku mengancam hendak menelanjangi istrinya.
Para pelaku membawa kabur uang tunai Rp400 juta dan perhiasan milik istrinya yang disimpan di dalam lemari. Sebelum pergi, kawanan perampok lebih dulu membawa box recorder CCTV sekaligus memutuskan kabel jaringan yang ada.
Kendati demikian, Santoso enggan berandai-andai atas musibah yang menimpanya. Ia menyerahkan seluruh pengusutan kasus kepada aparat kepolisian. “Kami serahkan penanganan kasus ini pada polisi dan sedang diselidiki,” katanya.
Sementara aparat kepolisian terus berusaha keras mengungkap aksi perampokan yang terjadi. Saat ini sudah 20 orang yang dimintai keterangan sebagai saksi.
Menurut Kapolres Blitar Kota AKBP Argowiyono, pendalaman yang dibantu tim Polda Jatim terus berjalan. "Polisi juga memeriksa (memintai keterangan) orang-orang yang sebelumnya bekerja di rumah dinas wali kota Blitar," ujar Argowiyono.