Usaha Restoran Aktor Herjunot Ali Bangkrut
Aktor Herjunot Ali mencoba peruntungannya di dunia bisnis. Ia tertarik dengan dunia kuliner. Pria 35 tahun ini mencoba membuka sebuah restoran di Tokyo, Jepang. Namun sayang, ia terpaksa menutup restoran tersebut lantaran pandemi Covid-19.
Bisnis kuliner itu dimulai pada November 2019. Namun dalam hitungan beberapa bulan, Junot terpaksa menutup bisnisnya karena pandemi Covid-19 merebak, pada Februari 2020. "Iya (bisnis tutup) yang di Jepang yang di Tokyo. Sejak pandemi langsung tutup, jadi saya buka restoran di Tokyo bulan November, Februari langsung tutup," ungkapnya.
Junot memang sengaja membuka restoran di Tokyo karena ia melihat peluang yang tepat. Ia mengincar ajang Olimpiade yang akan diselenggarakan di Negeri Sakura itu. Namun karena pandemi Covid-19, rencana itu gagal lantaran Olimpiade tersebut juga dibatalkan.
Olimpade Tokyo 2020 sejatinya dilaksanakan pada Juli-Agustus 2020. Namun, pelaksanaannya terpaksa ditunda selama setahun, akibat pandemi corona yang mulai melanda dunia sejak Maret 2020. Terbaru, Ketua Olimpiade Tokyo, Yoshiro Mori resmi mengundurkan diri sebagai Ketua Panitia Penyelenggara Olimpiade Tokyo, Jumat 12 Februari 2021.
"Karena ngincer Olimpiade dan Olimpiadenya batal. Jadi tim saya sudah siap berangkat ke Tokyo. Tiba-tiba boarder ditutup, sudah nggak bisa ngapa-ngapain lagi," ungkap mantan kekasih artis Tatjana Saphira ini.
Selain untuk bisnis, Junot rupanya juga memiliki niat ingin memperkenalkan makanan khas Indonesia ke luar negeri. Makanan khas Nusantara seperti Soto Betawi menjadi salah satu contoh yang ia jual di Jepang.
"Itu adalah cara saya memperkenalkan Indonesia ke luar negeri. Saya bawa Soto Betawi ke luar negeri, sudah dibuka semuanya. Akhirnya harus diserahkan ke warga local,” terang aktor kelahiran 8 Oktober 1985 ini.
Saat ditanya soal kerugian yang dialaminya, Junot enggan membeberkannya secara rinci. Ia hanya mengibaratkan dengan gaya hidup yang cukup mahal di Tokyo. Dijelaskan Junot, kemungkinan kerugian yang dialaminya cukup untuk membeli satu buah motor.
"Hitung sajalah buka resto di Tokyo. Tokyo kan salah satu kota termahal di dunia. (Total kerugian) Ya pokoknya lumayan kebelilah motor. Ada hikmahnya, kita bergerak dari nol lagi," ucap dia.
Meski begitu, nyatanya Junot tidak kapok untuk berbisnis kuliner. Jika ada kesempatan, ia ingin lagi memulai bisnisnya dari awal. "Kenapa saya pilih Tokyo, karena ya misi dari saya berbagi kultur ini loh Indonesia,” imbuhnya.