Urung Pensiun, Suprawoto Bekerja untuk Magetan
Kabupaten ini memang belum sementereng kota tetangganya yaitu Madiun. Namun beruntung, kabupaten di wilayah paling barat Jawa Timur ini, Kabupaten Magetan memiliki sosok kepala daerah yang kaya inovasi. Sosok kepala daerah yang kaya inovasi bisa menjadi penyelamat di saat genting. Seperti saat pandemi Covid-19 sekarang ini.
***
Suprawoto seharusnya menikmati masa pensiun selepas menjabat Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) periode 2014-2016. Namun, pria kelahiran 3 Februari 1956 ini justru diminta oleh komunitas warga Magetan di Jakarta untuk mau maju sebagai bupati.
"Saya mengingat dulu itu jadi takut, kenapa kok saya mau (jadi bupati). Saya tidak pernah berpikir jadi bupati. Tapi karena teman-teman, kalau boleh saya bilang tingkat kecil diaspora dari Magetan di Jakarta ketemu saya, merayu-rayu saya, kemudian ada kalimat salah seorang tokoh Magetan di Jakarta bilang gini, "Dek Prawoto, negara kita kini negara yang kurang beruntung. Lho kenapa?. Karena negara ini dikuasai oleh orang-orang jahat. Karena kita orang yang baik itu hanya diem saja”," tutur Suprawoto saat berbincang dalam podcast Black Kopi Arif Afandi, Jumat, 22 Januari 2021.
Butuh waktu buat Suprawoto untuk mengambil keputusan apakah dirinya akan maju dalam Pilkada Magetan atau memilih menikmati masa pensiunnya. Apalagi, Suprawoto sudah meninggalkan Bumi Maospati (julukan Kabupaten Magetan) sejak 1975 untuk kuliah di Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta. Lulus kuliah, ia tak kembali ke kampung halaman karena bekerja di Surabaya.
"Magetan merupakan kabupaten yang kurang didengar. Oleh sebab itulah saya terpanggil. Untungnya waktu itu ada kebijakan kampanye delapan bulan. Bayangkan tahun 1975 saya sudah meninggalkan Magetan untuk kuliah di Jogja. Kemudian saya kerja di Surabaya. Jadi sudah tidak mengenal lagi (Magetan)," ujar alumnus Fisipol UGM ini.
Modal Integritas Bukan Uang
Suprawoto hanya didukung dua partai dengan memiliki 9 kursi atau 20 persen. Modalnya adalah integritas, kinerja yang sudah ditunjukkan, kepercayaan publik. Selain itu, dorongan anak yang membuat Suprawoto mau mengabdikan masa tuanya untuk kemajuan Magetan.
"Saya komitmen sama mereka (komunitas warga Magetan yang meminta dirinya maju sebagai bupati), akhirnya desakan yang tidak mungkin saya menghindar karena mereka mendatangi istri dan anak saya, akhirnya anak saya mengizinkan. Anak saya bilang, "Saya tahu bapak saya enggak punya uang, untuk mencalonkan itu butuh uang, kemudian teman-teman yang menemui istri dan anak itu meyakinkan kalau bapakmu gak perlu itu (uang), itu urusan mereka. Saya juga tidak tahu, jujur uang pasti keluar tapi jauh lah," beber ayah tiga anak ini.
Satu hal yang membuat Suprawoto ringan bekerja ialah tidak ada tekanan dari pihak yang telah membantunya menang dalam Pilkada. Mereka ikhlas tanpa pamrih. Usai dilantik oleh mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo di Gedung Negara Grahadi pada 24 September 2018, Suprawoto langsung tancap gas bekerja untuk kemajuan Magetan.
"Saya tanya harapan teman-teman apa dengan membiayai (kampanye) saya, "Supaya Magetan maju. Oke kalau hanya itu, syaratnya You jangan mengganggu saya (kerja)”. Jadi saya bisa happpy (bekerja) tanpa ada tekanan dari kanan-kiri," ungkap Suprawoto.
Suprawoto berharap mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahetran masyarakat Magetan meski saat ini tengah dihantam pandemi Covid-19.
"Setiap daerah tidak bagus semua, saya bilang ke OPD kalau tidak bisa buat inovasi paling tidak mencontoh yang daerah yang sudah baik. Saya harus jujur, Magetan posisinya dengan kabupaten yang sudah maju mungkin ada di belakang, jadi saya ngenjotnya lebih kenceng agar ketertinggalannya tidak terlalu jauh. Hanya masalahnya ketika kita semangatnya mulai menggebu langsung kena Covid. Namun kami tidak boleh menjadikan itu sebagai alasan, karena semua kabupaten juga mengalami hal yang sama. Karena semua mengalami jadi saya enggak boleh kalah dalam penanganan Covid," sambung Suprawoto.
Perbincangan selengkapnya tayang podcast Black Kopi Arif Afandi bersama Bupati Magetan Suprawoto.
Advertisement