UPI Kerja Sama Pelatihan Angklung dengan Dua Kampus di Jepang
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo memfasilitasi penandatanganan nota kesepahaman (MoU) pelatihan bermain angklung bagi penyandang disabilitas antara Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan Chubu Gakuin University dan Chubu Gakuin College di KBRI Tokyo.
Delegasi UPI yang hadir dalam penandatanganan MoU ini diantaranya adalah Ayo Sunaryo (Kepala UPT Kebudayaan), Cep Ubad Abdullah (Biro Kerja sama Luar Negeri) dan Ardian Sumarwan (Pelatih Angklung Unit Kegiatan Mahasiswa Keluarga Besar Bumi Siliwangi/UKM KABUMI).
Sedangkan dari Chubu Gakuin University dan Chubu Gakuin College hadir antara lain Ema Satoshi (President of Chubu Gakuin University) dan Fumie Katagiri (President of Chubu Gakuin College).
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang Heri Akhmadi memastikan promosi pengajaran angklung bagi siswa disabilitas di Jepang yang dikembangkan oleh pelatih angklung KABUMI UPI Ardian Sumarwan ini, akan semakin menguatkan hubungan Indonesia Jepang.
"Dalam bidang pendidikan Jepang adalah negara yang sangat memperhatikan kebutuhan seluruh warganya termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus. Pengembangan dan pengenalan metode bermain angklung pada siswa disabilitas di sekolah Jepang oleh warga Indonesia merupakan kontribusi positif dalam penguatan hubungan Indonesia–Jepang," ujar Dubes Heri dalam rilis yang diterima ngopibareng.id, Minggu, 14 Agustus 2022.
"Angklung merupakan warisan budaya milik Indonesia yang sudah diakui UNESCO sejak 2010 lalu. Adalah tugas bersama kita semua mempertahankan eksistensi warisan budaya ini dengan terus mempromosikan permainan angklung di berbagai belahan dunia," kata Dubes Heri.
Kepala Unit Pelayanan Terpadu Kebudayaan UPI Ayo Sunaryo menjelaskan, kerja sama tersebut memfasilitasi pelatih angklung dari UPI untuk mengajar kepada mahasiswa di dua universitas tersebut yang akan mengajarkan kepada siswa-siswa penyandang disabilitas.
Sementara itu, Presiden Chubu Gakuin University and College Katagiri Fumie mengatakan angklung dipilih karena kemudahannya yang bisa dimainkan oleh siapa saja termasuk penyandang disabilitas. Ia berkeinginan angklung lebih dikenal di seluruh Jepang dan dunia.
Acara penandatanganan MoU ini dimeriahkan dengan pertunjukan angklung arumba dan tari topeng Kelana dan tari Keurseus dari Jawa Barat yang semuanya ditampilkan dengan sangat apik dan mengesankan oleh tim UPI Jabar.
Advertisement