UPDATE: Korban Meninggal Gempa Palu-Donggala Capai 1.648 Jiwa
Jumlah korban meninggal dunia gempa dan tsunami Palu-Sigi-Donggala, Sulawesi Tengah, Jumat 5 Oktober 2018 hingga pukul 21.00 WIB mencapai 1.648 orang.
Kepala Penerangan Kodam XIII/Merdeka Kolonel Inf Muh Thohir di Posko Satgas Penanganan Bencana di Makorem 132/Tadulako, Palu, menyatakan bahwa prajurit TNI bersama instansi terkait masih melanjutkan kegiatan evakuasi korban. "Terutama di daerah-daerah terisolir," katanya.
Salah satu daerah yang terisolir akibat gempa adalah Kampung Biromaru Kabupaten Sigi. Proses evakuasi di wilayah ini masih belum optimal dikarenakan tanah yang masih labil dan masih terjadi beberapa kali getaran gempa kecil.
Meskipun demikian para prajurit dari Yonzipur-8/SMG (Sakti Mandra Guna), Makassar, kembali mendapati lima jenazah di Kampung Biromaru.
Satu regu dari Yonzipur-8/Smg pimpinan Serka Abdul Kadir masih menggunakan peralatan yang ada berupa cangkul dan skop penggali tanah. Proses evakuasi terhadap korban bersama Basarnas dan relawan.
Abdul Kadir menuturkan pihaknya sangat hati-hati dalam mengunakan alat berat eskavator dari Wika Karya karena jika salah justru akan membahayakan korban tertimbun yang masih dalam kondisi hidup.
TNI terus melakukan pecarian dan penyelagmatan korban, membersihkan lumpur maupun puing-puing sisa bangunan yang ditimbulkan gempa dan tsunami.
Sementara ditempat terpisah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto mengatakan sebanyak 1.648 korban meninggal di Sulawesi Tengah telah dimakamkan.
"Jadi ada 1.648 yang meninggal, hilang masih 683, yang tertimbun masih 152. Yang tertimbun setelah digali ketemu berarti perlu dimakamkan dan diidentifikasi dulu," katanya dalam konferensi pers di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta, seperti dikutip Antara.
Apabila ditemukan jenazah kembali, pihaknya menginstruksikan untuk tidak disimpan dan lekas dimakamkan setelah diidentifikasi karena dapat menimbulkan penyakit.
Untuk korban luka, Wiranto menyebut sudah ditangani, dengan lima rumah sakit yang beroperasi dengan dokter, ruang rawat inap dan obat-obatan yang cukup, hanya antibiotik yang perlu ditambah.
Sementara korban dengan luka parah dikirim ke Makassar atau Balikpapan. Merapatnya kapal rumah sakit KRI Soeharso dengan kapasitas 100 tempat tidur dengan 150 dokter spesialis mampu menampung para korban yang tidak dapat ditangani di rumah sakit di Palu dan sekitarnya.
"Saya langsung melihat di dermaga Palu Kapal Soeharso sudah beroperasi. Yang luka-luka dapat ditangani," tutur Wiranto.
Ada pun korban selamat selain berada di tempat pengungsian juga telah dipindahkan ke kota lain baik menggunakan jalur udara maupun laut. (ant/wit)