Update Covid: Jatim 91 Kasus Baru, Surabaya Tambah 60
Angka persebaran virus corona atau Covid-19 di Jawa Timur belum juga menurun, meskipun sudah dilakukan berbagai macam upaya pencegahan yang dilakukan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim. Bahkan di berbagai daerah sudah ditetapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Hari ini, Selasa 19 Mei 2020, tercatat ada sebanyak 91 tambahan kasus baru dari total kasus penambahan nasional sebesar 486 kasus.
“Hari ini ada tambahan sebanyak 91 orang yang terkonfirmasi positif. Tambahan terbanyak di Surabaya 60 orang, Sampang tambah 6 orang, dan tertinggi ketiga Sidoarjo tambahan 5 kasus,” kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa saat menyampaikan update atau perkembangan penyebaran corona di Gedung Negara Grahadi, Surabaya.
Khofifah turut bersyukur karena pada udate ini ada penambahan 12 orang pasien yang dinyatakan sembuh. Rinciannya dua pasien sembuh dari Surabaya, dua di Bojonegoro, dua di Nganjuk, satu di Lumajang, satu di Bangkalan, satu di Jember, satu di Tuban, satu di Ponorogo dan satu di Situbondo.
“Hari ini kita juga berduka karena ada enam orang yang dinyatakan meninggal dunia, semua dari Surabaya,” ucapnya.
Sementara itu, ikut meningkat jumlah orang dengan status pasien dalam pengawasan (PDP) yang naik sebanyak 148 dari kemarin 5.014 kini menjadi 5.198. Sedangkan untuk status orang dalam pemantauan (ODP) naik menjadi 22.985 dari total sebelumnya 22.859.
Dengan jumlah tersebut, Khofifah menyoroti perlunya percepatan penanganan dengan metode triple T (test, tracing dan treatmen). Hal ini lah yang perlu digelorakan di seluruh daerah agar dapat mengungkap atau menemui kasus dengan cepat sehingga dapat tertangani pula dengan cepat.
Hal itu terbukti dengan penambahan enam kasus baru di Kabupaten Sampang yang sebelumnya sempat begitu lama tak ternoda oleh Covid-19.
“Ini artinya, wilayah Sampang yang lama kategori hijau ternyata setelah dilakukan tracing dan rapid masif kita dapat enam kasus positif baru. Jadi, dengan atau tanpa PSBB jikalau tracing dan tes dilakukan secara masif maka peta baru bisa dilakukan antisipasi, sehingga kesiapsiagaan layanan medis bisa diantisipasi,” pungkas Khofifah.
Advertisement