Upaya Pemkot Surabaya Minimalkan Bau Sampah Sebelum Piala Dunia
Bau sampah yang berasal dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo menjadi catatan FIFA World Cup saat meninjau kelayakan Gelora Bung Tomo sebagai venue Piala Dunia U-20.
Menanggapi hal tersebut, Kepala DLH Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, pihaknya akan menutup semua TPA yang ada di dekat lokasi dengan geomembran. Sehingga sampahnya tertutup dan gasnya tidak keluar.
"Kami juga akan menambah satu blower untuk menyedot gas metan. Pada bagian bawah TPA ada pipa-pipa untuk menangkap gas metan yang akan dijadikan listrik," terang Hebi kepada wartawan.
Ketiga, pihaknya akan melakukan penyemprotan bakteri mikroorganisme pada sampah yang baru masuk agar tidak bau. Karena bau sampah disebabkan oleh mikroorganisme nitrogen yang dapat menimbulkan sulfur.
"Nah ini yang nanti disemprot dengan bakteri lain, sehingga penyebab bakteri sulfur tadi bisa terambil," katanya.
Pihaknya juga akan menanami pohon bambu dan beberapa jenis pohon lainnya di sekitar TPA untuk menangkap bau sampah.
"Jenis pohon besar lainnya untuk menyerap bau sampah atau sebagai green belt. Nanti arahnya dari sisi timur jalan menuju ke GBT, jadi nanti akan tampak pepohonan, bukan TPA," ungkap Hebi.
Terkait efektivitas pemasangan geomembran, Hebi tak bisa memastikan hal tersebut. Tetapi ia menyebut penyebab bau adalah gas metan plus sulfur yang keluar dari sampah, akibat penguraian bakteri fermentasi.
Untuk itu, pihaknya berupaya agar gas metan tidak keluar dan dapat disedot oleh metan capture. Sehingga bisa menangkap gas metan untuk dijadikan energi listrik.
"Jadi sebetulnya membran ini hanya untuk menolong saja, supaya secara estetika tidak tampak seperti sampah. Untuk sampah-sampah baru juga akan disemprot gas metan agar tidak bau dan tepi-tepinya ditutup semua," tandasnya.
Advertisement