Upaya Pemkot Kembalikan Psikis Anak-anak Surabaya Pasca Teror Bom
Pasca peristiwa bom yang terjadi pekan lalu, Pemerintah Kota Surabaya terus melakukan upaya mengembalikan kota menjadi normal seperti biasanya. Termasuk bagaimana memulihkan kondisi psikis anak-anak Surabaya.
Dalam hal ini, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menggandeng semua pihak terutama para guru, psikolog, dan psikiater untuk mengatasi dan menghilangkan rasa takut dan trauma anak-anak Surabaya.
“Kita membuat tim yang terdiri dari para psikolog dan psikiater untuk bersama-sama menyembuhkan kondisi psikis dari anak-anak (korban) ini,” kata Risma, saat melakukan audiensi bersama para psikolog di ruang kerjanya Balai Kota, Senin, 21 Mei 2018.
Berbagai upaya pun ditempuh untuk mengembalikan kondisi psikis anak-anak Surabaya. Risma mengatakan, pihaknya akan melakukan treatment khusus demi mengembalikan kondisi anak-anak kembali seperti semula.
“Terkait untuk treatment psikolog, kami sudah serahkan kepada ahlinya. Jika semua sudah clear, baru nanti saya akan masuk untuk memberikan semangat dan motivasi kepada anak-anak ini,” ujar Risma.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Antiek Sugiharti menyampaikan pendampingan yang dilakukan kepada anak-anak ini, baik melalui individu, dan juga pada kelompok seperti di sekolah-sekolah.
Pendampingan pun dilakukan tidak hanya bagi para korban. Namun, juga pada para teman korban dan teman pelaku. Pihaknya sengaja menggandeng para psikolog klinis, Asosiasi Psikolog Sekolah Indonesia (APSI) dan Himpunan Psikolog Indonesia (HIMPSI).
“Saat ini kita lebih fokus dulu melakukan pendampingan kepada sekolah dari pelaku-korban dan sekolah dari para korban,” kata dia.
Kedepan, pihaknya bersama para psikolog, juga berencana akan mengunjungi semua sekolah di Surabaya. Hal ini dilakukan demi memberikan pemahaman kepada anak-anak Surabaya agar tidak lagi merasa takut dan khawatir.
“Saat ini sudah ada delapan sekolah SD, SMP, dan SMA sederajat yang sudah kita kunjungi, dan ini akan berlanjut untuk semua sekolah di Surabaya,” kata Antiek.
Sementara itu, Ahli psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Jawa Timur Laksmi Wijayanti mengatakan kini pihaknya terus melakukan konseling pada anak-anak.
“Kita lakukan konseling baik itu secara individual maupun kelompok di sekolah-sekolah,” ujar Laksmi, memungkasi. (frd)