Upaya Kota Malang Raih Predikat Kota Kreatif dari UNESCO
Kota Malang tengah menyiapkan diri untuk meraih predikat Kota Kreatif yang diakui oleh organisasi pendidikan dan kebudayaan dunia UNESCO. Sejauh ini baru ada empat kota kreatif dunia yang diakui UNESCO di Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Ambon dan Pekalongan.
Jika Kota Malang masuk dalam daftar tersebut, maka salah satu daerah di Malang Raya itu bakal menjadi kota pertama di Jawa Timur yang diakui UNESCO sebagai creative city.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Malang, Erik Setyo Santoso mengatakan bahwa, pemerintah daerah telah menyiapkan segala instrumen untuk meraih predikat kota kreatif. Instrumen itu mulai dari regulasi hingga pembangunan sarana-prasarana pendukung ekonomi kreatif.
“Pada saat memahami ekonomi kreatif maka kami harus melihat Undang-Undang 23 Nomor 2014. Di sana tercantum sub urusan pemerintah daerah terkait pengembangan ekonomi kreatif,” ujarnya pada Jumat 17 November 2023 pada Diskusi Ekonomi Kreatif dalam Rangka Pembukaan UKW Angkatan 54-55 yang diselenggarakan PWI Malang Raya.
Dalam acara tersebut Erik mengatakan bahwa aturan pelaksanaan dari Undang-Undang 23 Nomor 2014 tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 24 Tahun 2022 terkait pembiayaan ekonomi kreatif. “Dalam PP Nomor 24 tahun 2022, kami punya kewajiban pemberdayaan seperti memberikan akses permodalan,” katanya.
Aturan tersebut kemudian coba diturunkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang di tingkat daerah dengan melakukan percepatan penetapan Perwal Rencana Aksi Ekraf 2024-2028. “Ini menjadi salah satu quick win menjaga kesinambungan tumbuh kembang ekosistem ekonomi kreatif di Kota Malang,” ujarnya.
Wakil Ketua Ekonomi Kreatif (KEK) Kota Malang, Vicky Arief mengatakan bahwa saat ini sudah ada sebanyak 17 sub sektor ekonomi kreatif yang bertumbuh di Kota Malang. Sejumlah sub sektor ekonomi kreatif ini dikembangkan dalam suatu wadah yaitu Malang Creative Center (MCC). “Hadirnya MCC ini bukanlah hal yang instan. Dibutuhkan diskusi panjang sehingga menghadirkan sebuah wadah kolaboratif bagi pelaku ekonomi kreatif,” katanya.
MCC adalah sebuah wadah bertemunya pelaku ekonomi kreatif di Kota Malang. Gedung dengan delapan lantai itu menyediakan berbagai fasilitas seperti co-working space, creative design store, bioskop, fashion room hingga open public space. “Kami akan kejar dalam jangka waktu 1,5 tahun untun proses dossier ke UNESCO untuk pengakuan Kota Kreatif,” ujarnya.
Sementara itu Konsultan Data Analyst dan Artificial Intelligence, Asandra Salsabila mengatakan bahwa Kota Malang sangat berpotensi menjadi Kota Kreatif apalagi hal ini didukung oleh adanya Gedung MCC. “Di MCC ada laboratorium IT yang bisa dipakai untuk belajar dan mengembangkan data dan AI,” katanya.
Dari sisi komersial kata Asandra, Kota Malang sangat berpotensi menjadi tempat berkembangnya perusahaan-perusahaan creative agency dan Search Engine Optimization (SEO) agency. “Di Kota Malang ini banyak creative agency dan SEO agency yang mendapatkan klien dari luar negeri,” ujarnya.
Perempuan telah berkecimpung dalam bidang data analyst dan scientist di berbagai industri seperti start-up, perbankan hingga farmasi global itu berharap agar Malang bisa menjadi pionir Kota Kreatif di Jawa Timur.