Upaya di Tengah Pandemi, Pemkot Keruk Sungai Sebelum Hujan Datang
Berakhirnya musim kemarau yang diprediksi oleh BMKG, pada Oktober mendatang, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melakukan normalisasi atau pengerukan besar-besaran di sepanjang Sungai Kalimas.
Berbagai alat berat dan dump truk dikerahkan untuk mengangkut sedimen dari dasar sungai Kalimas. Gundukan sedimen nampak di sepanjang Kalimas, tepatnya di Jalan Ahmad Jais hingga Taman Ekspresi.
Wakil Walikota Surabaya Armuji bersama Dinas PUBMP meninjau normalisasi sungai Kalimas dengan menaiki perahu sepanjang gentengkali hingga Peneleh.
“Sedimen yang sudah diangkut 10.000 meter kubik, itupun masih di wilayah gentengkali dan nanti berlanjut. Kita akan kebut untuk mengantisipasi musim hujan,” kata Armuji, Kamis 12 Agustus 2021.
Armuji mengimbau warga Surabaya yang menempati bibir sungai untuk tidak membuang sampah sembarangan untuk menjaga kebersihan serta mencegah pendangkalan sungai. Ia meminta adanya kerja gotong-royong semua elemen di Surabaya, untuk mewujudkan Surabaya bersih dan tidak banjir.
“Warga yang tinggal pinggir sungai jangan buang sampah. Ayo kita saling menjaga. Pemerintah Kota berusaha bekerja keras untuk mengantisipasi musim hujan. Warga juga harus peduli,” katanya.
Saat ini, Pemkot Surabaya memang fokus dalam penanganan pandemi, tetapi Armuji meminta kepada DPUBMP agar mempercepat pengerukan agar tak terjadi banjir di wilayah Surabaya. Khususnya wilayah yang dialiri sungai Kalimas.
Armuji mengaku, Pemkot menargetkan Surabaya bisa bebas banjir dan untuk wilayah yang berpotensi tergenang bisa dilakukan langkah pencegahan sejak dini dengan normalisasi sungai.
Normalisasi yang dilakukan Pemkot menjadi salah satu upaya ‘sedia payung sebelum hujan’, normalisasi sebelum banjir datang. Apalagi dalam 3 tahun terakhir, beberapa titik di Kota Surabaya sempat direndam air mulai dari semata kaki, sepaha orang dewasa, hingga sepinggul orang dewasa. Mulai di daerah tengah kota, wilayah Wonokromo (jembatan mayangkara), Mayjend Sungkono, Injoko, Siwalankerto, Ketintang hingga Dukuh Kupang.
Advertisement