Upaya Cegah Gangster di Surabaya
Kota Surabaya dihebohkan aksi gangster yang membawa senjata tajam (sajam). Guna mengantisipasi maraknya aksi anarkis tersebut, Pemkot Surabaya bersama Forkopimda dan seluruh elemen masyarakat melakukan patroli gabungan bersama TNI/Polri.
Walikota Surabaya, Eri Cahyadi mengungkapkan, dari hasil penyidikan pihak kepolisian awalnya mereka hanya kumpul-kumpul lalu membentuk kelompok, akhirnya ada persaingan di sana. Mayoritas anggota gangster itu para remaja.
"Kecepatan informasi melalui media sosial membuat para remaja ini terkontaminasi dengan cara unjuk diri di daerah lain," demikian keterangannya.
Kepala Satpol PP Kota Surabaya, Eddy Christijanto menjelaskan, remaja yang terjaring Patroli Cipta Kondisi di Kota Surabaya akan diberikan pendidikan dan pelatihan (Diklat) semi militer.
"Kami juga akan koordinasikan dengan Forkopimda Surabaya. Seperti arahan Pak Wali mereka yang terjaring razia nanti akan kami masukan ke sekolah kebangsaan. Tahun lalu, Pemkot Surabaya juga pernah menggelar kegiatan sekolah wawasan kebangsaan dengan menggandeng Pangkalan Udara TNI AL (Lanudal) Juanda," terangnya.
Berikut ini upaya Pemkot Surabaya cegah gangster merajalela di Kota Pahlawan:
Info Grafis Upaya Cegah Gangster di Surabaya
Pemkot Surabaya dan tim gabungan patroli di seluruh kecamatan hingga perbatasan kota, antara Gresik dan Sidoarjo tiap malam, khususnya akhir pekan, Sabtu dan Minggu.
Orang tua diimbau mencari anak-anaknya yang belum pulang hingga pukul 21.00-22.00 WIB.
RT/RW, lurah, dan camat se-Kota Surabaya sosialisasi kepedulian orang tua atas perubahan perilaku anak-anaknya.
Pemkot Surabaya berkoordinasi dengan TNI/Polri melakukan kunjungan ke rumah para remaja yang terjaring patroli untuk diberikan pembinaan wawasan kebangsaan. Para orang tua juga ikut mendapatkan pendampingan dan penguatan.
Remaja yang terjaring Patroli Cipta Kondisi di Kota Surabaya akan diberikan pendidikan dan pelatihan (diklat) semi militer dengan melibatkan TNI/Polri.
Para peserta dilatih mulai fisik, pelatihan baris-berbaris (PBB) hingga pemberian materi tentang wawasan kebangsaan selama dua minggu hingga satu bulan.
Selain mendapatkan sekolah kebangsaan dan sekolah agama, pemuda yang terjaring diajak ke tempat ODGJ (Liponsos) dan Panti Werda (panti jompo) agar turut merawat mereka.
Remaja putus sekolah usia 14-15 akan difasilitasi Kejar Paket B dan pendidikan karakter.