Upacara Hari Bhayangkara Sidoarjo Dihibur Kesenian Reog Ponorogo
Kesenian tradisional Reog Ponorogo menghiasi upacara Hari Bhayangkara ke-77 di Sidoarjo. Semua peserta upacara dibuat kagum oleh kesenian yang diasuh pensiunan Polri, Samsul Hadi.
Alunan musik reog terdengar mengiringi setiap gerakan tarian empat pemain reog sambil melakukan atraksi. Handstand dengan kaki terlipat, salto ke belakang, dan melompat-lompat. Atraksi itu sangat menghibur para peserta upacara. Termasuk Forkopimda Sidoarjo.
"Kebetulan Reog Ponorogo ini berdiri pada 1 Juli 2010 di Mapolresta Sidoarjo yang lama. Awalnya merekrut anggota polisi yang gemar kesenian," ujar Samsul Hadi, Sabtu 1 Juli 2023.
Di lokasi upacara, yakni paseban Alun-alun Sidoarjo, terlihat banyak alat musik pengiring tarian Reog. Mulai dari gendang, seruling, kempul kenong, kecrek, hingga gong. "Anggotanya banyak, tapi yang hadir saat ini belasan," imbuhnya.
Menurut Samsul, kesenian Reog Ponorogo asuhannya itu diberi nama Padepokan Singo Menggolo. Lokasinya di Kahuripan Nirwana. "Kalau yang sudah pintar, bisa meninggalkan Padepokan," kata dia.
Pria yang baru pensiun dua bulan lalu itu menjelaskan, setelah sekian tahun berlalu, kini pemain Reog Ponorogo merambah ke masyarakat umum. Mulai buruh pabrik, hingga pengangguran.
Saat ini, anggota kesenian Reog Ponorogo tersebut terdiri dari siswa SD, SMP hingga kalangan dewasa. Menurut Samsul, kesenian seperti Reog Ponorogo sudah menjadi bagian dari hidupnya.
Tak hanya itu, ada pula anak jalanan yang juga direkrut. Mereka berlatih tiga kali dalam sepekan. Namun saat ini, latihan hanya digelar satu kali dalam seminggu. "Rabu malam biasanya," ujarnya.
Dahulu, Samsul merupakan seorang pemain Reog Ponorogo. Bahan sejak masih duduk di bangku kelas IV SD. Saat menjadi anggota Polri, kecintaannya terhadap reog tak pernah luntur.
"Apalagi sekarang saya pensiun. Jadi bisa fokus. Senang kalau anak-anak mendapat tanggapan. Makanya kalau tidak ada tanggapan sebenarnya susah," bebernya.
Pria yang terakhir kali berdinas sebagai Kapolsek Gedangan itu berharap, ke depannya di Sidoarjo ada pembinaan untuk kesenian Reog Ponorogo. Sehingga ada wadah penyaluran bakat.
"Tujuannya sebenarnya hanya satu, bagaimana masyarakat bisa mencintai kebudayaan Indonesia," tutupnya.