UNUSA Kampus Islami Paling Inovatif di Indonesia
Peran teknologi digital dalam segala aspek kehidupan semakin terasa mendominasi. Kondisi ini menuntut manusia dan semua institusi dalam masyarakat untuk beradaptasi dengan cepat memanfaatkan teknologi digital dalam segala aktifitasnya. Hal ini berdampak besar terhadap pasar tenaga kerja. Dibutuhkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi penguasaan teknologi digital. Setidaknya para pencari kerja harus familiar dengan dunia digital.
Dalam konteks ini lembaga pendidikan sebagai institusi penyiapan tenaga kerja juga harus bisa menyesuaikan diri. Kampus harus melahirkan sumber daya manusia yang memiliki wawasan dan ketrampilan teknologi digital. Sayangnya, tidak semua kampus menyadari hal tersebut. Banyak perguruan tinggi yang tidak memiliki fasilitas memadai yang memungkinkan mahasiswa akrab dengan dunia digital. Bahkan banyak yang cenderung mengabaikan.
Namun fenomena itu tidak terjadi di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA). Dari ratusan perguruan tinggi Islam yang ada di Indonesia, UNUSA bisa dibilang adalah salah satu kampus Islam yang paling terkemuka dibidang inovasi teknologi digital.
Mengapa demikian? Itu karena sejak dari awal masuk kuliah hingga wisuda UNUSA sudah menerapkan budaya digital pada mahasiswanya. Dalam proses perkuliahan di UNUSA digunakan metode pembelajaran Tacit digabungkan dengan Explicit.
Dekan Fakultas Teknik Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), Dr. Istas Pratomo, M.T mengatakan, "UNUSA selain menggunakan metode Tacit, namun juga telah menggunakan metode pembelajaran Explicit ke Tacit."
Ia menjelaskan bahwa metode Tacit itu adalah proses pembelajaran klasik model lama. Dosen mengajari mahasiswa dari otak ke mulutnya. Lalu mulut dosen ke telinga mahasiswa. Dari telinga mahasiswa ke otaknya. Itu yang disebut dengan cara Tacit. Disini proses pembelajaran berlangsung dari manusia kepada manusia.
Sedangkan dalam metode Explicit, penguasaan ilmu dituliskan ke bahasa pemrograman dengan dibuat coding pemrogramannya. Contohnya dosen memberikan kriteria kelulusan mahasiswa menggunakan parameter tertentu. Lalu diprogramkan kedalam piranti teknologi digital. Cukup dengan memasukkan hasil tugas mahasiswa maka mesin sudah bisa tahu keputusan yang akan dosen ambil. Metode pembelajaran dengan cara mesin mengajari manusia atau Explicit ke Tacit semacam itulah yang saat ini telah diterapkan UNUSA.
Sistem Pendaftaran Berbasis Online
Sejak pertama kali mendaftarkan diri di UNUSA, para calon mahasiswa sudah dikenalkan sistem online dalam proses pendaftarannya. Lalu setelah resmi diterima sebaga mahasiswa diwajibkan melakukan pembayaran biaya kuliah di bank. Setelah proses pembayaran, mahasiswa langsung bisa mengurus Kartu Rencana Studi secara online tanpa perlu datang sendiri ke kampus UNUSA.
"Sistem informasi antara bank dan UNUSA sudah terkoneksi. Jadi tidak ada proses melalui manusia di sini," kata Istas.
Fasilitas Bank Dokumen Membuat Pembelajaran Lebih Murah dan Efisien
Penerapan budaya digital di UNUSA dilakukan antara lain dengan penggunaan sistem Bank Dokumen. Mulai dari materi kuliah, program KKN, dan penyiapan dokumen penting semuanya menggunakan Bank Dokumen sehingga tidak perlu lagi diprint.
Mahasiswa bisa langsung upload segala urusan administrasi perkuliahannya ke Bank Dokumen yang dimiliki oleh UNUSA. Bahkan UNUSA berani melakukan inovasi dengan membagikan tablet kepada nahasiswa. Dengan penggunaan piranti Tablet berarti berani menghilangkan penggunaan fungsi komputer dan laptop.
Dasar pemikirannya sebagai antisipasi kedepan adanya peralihan dari era peran komputer ke laptop lalu era laptop beralih ke tablet. Laptop akan semakin digantikan tablet yang lebih praktis penggunaannya. Tidak memerlukan meja dan penggunaannya bisa sampai 8 jam. Sementara laptop daya listriknya hanya 4 jam. Melalui strategi ini menjadikan posisi UNUSA sudah satu langkah ada didepan.
"UNUSA sudah punya visi jauh kedepan sehingga tahu bahwa pada masa depan itu eranya sudah didominasi tablet," kata Istas.
Proses pembimbingan tugas akhir juga sudah sistem online. Mahasiswa cukup mengetik tugasnya dalam bentuk file dan dosennya sudah bisa langsung koreksi. Setelah mahasiswa upload file tugas akhir maka dosen tinggal mengkoreksi draft digitalnya bukan koreksi berbentuk dokumen kertas.
"Bayangkan jika harus direvisi dalam bentuk cetakan kertas berapa biaya mahasiswa untuk print? Berapa uang yang harus dikeluarkan mahasiswa? Oleh karena itu proses pembelajaran di UNUSA lebih ekonomis dan efisien dibanding kampus lain" Kata Istas.
Selain itu, semua administrasi yang berkaitan dengan tugas, kewajiban, dan akreditasi dosen juga dilakukan dengan sistem online. Laporan penelitian sebagai kewajiban akademik dosen dikemas secara online juga. Dalam hal ini UNUSA memiliki Bank Dokumen Internal dan Eksternal.
Bank internal digunakan untuk keperluan internal UNUSA. Sedangkan bank eksternal disediakan untuk pihak lain yang berkepentingan melihat dokumen UNUSA. Misalkan pihak Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi butuh informasi terkait penelitian dosen maka tinggal dibukakan bank dokumen eksternal UNUSA.
Tablet e-Sorogan dan Aplikasi UNUSA Cyber Gate
Semua mahasiswa sejak barusan masuk UNUSA dan semua dosen telah memiliki Tablet e-Sorogan yang berisi aplikasi UNUSA Cyber Gate.
Aplikasi UNUSA Cyber Gate ini disiapkan untuk membantu mahasiswa dalam segala hal yang berkaitan dengan proses perkuliahan di UNUSA. Termasuk diantaranya mencatat materi kuliah, melihat jadwal kuliah, mencari buku literatur di perpustakaan, mendapatkan materi perkuliahan dosen, melihat jurnal, membaca Al Qur'an, hingga bisa juga berfungsi sebagai alat membangunkan tidur di waktu pagi hari.
"Aplikasi UNUSA Cyber Gate ini tujuannya menciptakan sistem terintegrasi satu pintu. Jangan sampai mahasiswa harus menghafalkan satu-satu programnya. Jadi Lowongan kerja, quran, baca berita bisa dibuka hanya dalam satu aplikasi. Nggak susah menghafal urlnya," kata Istas.
Selain itu semua ruang kuliah sudah difasilitasi menggunakan proyektor wireless. Proyektor ini tidak harus menggunakan Laptop tapi bisa juga Tablet. Dengan demikian dosen tinggal mengkoneksikan tablet dengan proyektor ketika ingin memberikan materi pembelajaran di kelas. Sedangkan mahasiswa hanya tinggal membuka tablet saja. Tidak perlu lagi mencatat di kertas karena semua materi sudah ada di tablet mereka.
Smart Class UNUSA
Smart Class adalah fasilitas ruang kuliah dengan rancangan teknologi terbaru yang bisa dinikmati secara live tapi juga sekaligus mampu merekam momen-momen penting secara otomatis selama pembelajaran berlangsung.
Kelas canggih ini difasilitasi dengan keberadaan empat kamera sensor gerak, server, database, software editing video otomatis, dan microphone.
"Tinggal dosennya lebih senang milih live atau direkam dengan output video. Kalau live maka mahasiswa bisa belajar jarak jauh secara realtime. Tapi kalau dengan menggunakan video maka pembelajaran mahasiswa bisa dilakukan anytime anywhere," kata Istas.
Blended Learning
Konsep Blended Learning yang dimaksud adalah perpaduan antara metode perkuliahan konvensional dengan perkuliahan digital. Dalam hal ini ada peraturan konvensional bahwa tiap mahasiswa wajib mengikuti 14 kali kuliah tatap muka untuk satu mata kuliah pada satu semester. Melalui konsep Blended Learning ini maka tidak seluruhnya wajib bertatap muka secara langsung dengan dosennya tapi bisa melalui dunia digital.
Keseriusan UNUSA mewujudkan sistem pembelajaran Blended Learning ini sudah dibuktikan dengan fasilitasi Tablet e-Sorogan dan Smart Class. Keduanya adalah pintu gerbang awal dari rencana UNUSA untuk mewujudkan sistem pembelajaran yang disebut Blended Learning.
"Tablet e Sorogan dan Smart class adalah pintu gerbang awal menuju sistem pembelajaran Blended Learning dan menunjukan bahwa UNUSA sudah serius menggarapnya. Jadi UNUSA adalah pilihan kuliah yang tepat buat Anda yang berpikir maju ke depan dan mengidamkan kampus religius tapi penuh inovasi," kata Istas. (adv/frs)