Unusa Ikuti Kongres Dunia ICSB 2019 di Mesir, Ini Liputannya
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) diundang menghadiri Kongres Dunia International Council for Small Business (ICSB) yang digelar di Mesir, 18-21 Juni 2019. ICSB yang berdiri tahun 1955 merupakan organisasi internasional pertama yang mempromosikan pertumbuhan dan perkembangan usaha kecil dan menengah (UMKM) ke seluruh dunia
Keikutsertaan Unusa pada kongres dunia ICSB di Mesir ini sebagai bentuk komitmen MoU (kerjasama) yang telah ditandatangi antara Unusa dan ICSB. Unusa juga ingin memperkenalkan konsep Entrepreneur Rahmatan Lil Alamin (EnPlus) yang terus kami kembangkan ke seluruh anggota ICSB.
"Kami berharap setelah mengikuti kongres ini dapat membangun jaringan (network) dengan anggoa-anggota dari belahan dunia lainnya,” kata Yusak Anshori, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unusa dalam keterangan tertulisnya dari Mesir, diterima ngopibareng.id, Sabtu 22 Juni 2019.
"Kami berharap setelah mengikuti kongres ini dapat membangun jaringan (network) dengan anggoa-anggota dari belahan dunia lainnya,” kata Yusak Anshori.
Saat ini ICSB mencurahkan perhatian pada kemajuan penerapan perkembangan manajemen melalui pendidikan, penelitian, pertukaran ide secara bebas. ICSB mendorong seluruh anggota dan seluruh organisasi dibawah afaliasinya di seluruh dunia untuk menekankan pada empat pilar: pendidik, peneliti, praktisi, dan pembuatan kebijakan untuk membangun jaringan pertukaran informasi.
Saat ini ICSB telah memiliki lebih dari 5000 anggota yang tersebar di 85 negara. Kongres dunia ICSB tahun 2019 ini diadakan pada 18-21 Juni 2019 di Kairo, Mesir dengan tema “The Future of Entrepreneurship”.
Yusak menjelaskan selama kongres dibahas mengenai perkembangan entrepreneurship (kewirausahaan) yang sudah tidak terlalu relevan lagi kalau harus mengacu ke dunia barat. Perkembangan entrepreneur sekarang juga banyak dipengaruhi oleh teknologi, budaya masyarakat, kondisi geografis bahkan agama.
Peserta dari Irak memberikan contoh model bagaimana melakukan entrepreneur di daerah konflik. Sedangkan tim dari Unusa memperkenalkan model Entrepreneur ala pesantren (Santripreneur) dan EnPlus.
“Kami juga memaparkan One Pesantren One Product (OPOP) yang sekarang sedang digalakkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai studi kasus program pemerintah daerah yang wilayahnya memiliki banyak pesantren,” kata Yusak.
OPOP ini sejalan dengan aplikasi santripreneur dan enplus yang sedang dikembangkan Unusa. Dalam ajang tersebut, lanjut Yusak menjadi ajang yang bagus bagi Indonesia, dan khususnya Unusa untuk memperkenalkan konsep wirausaha berkarakter islami yang lebih toleransi, ramah, dan meningkatkan kualitas hidup sosial bertaraf internasional.
Pada Kongres dunia ICSB 2019 di Kairo, Mesir ini Unusa mengirimkan tiga orang dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yaitu Yusak Anshori, Ahmad Cholies Hamzah, Ubaidillah Zuhdi (Humas Unusa). (adi)
Advertisement