UNUSA Get Islamic Talent: Jembatan Bernilai Dakwah Luar Biasa
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) adalah kampus dinamis dengan para mahasiswanya yang penuh kreativitas dan tidak pernah lelah berekspresi. Sebagai salah satu buktinya dalam rangkaian Lustrum 1 Dies Natalies ke-5, UNUSA menyelenggarakan acara bertajuk UNUSA Get Islamic Talent pada, Rabu 15 April 2018, di Kafe Fastron Kampus B, UNUSA. Kegiatan ini dirancang sebagai ajang pencarian bibit berbakat seni dalam lingkungan mahasiswa UNUSA.
Penanggung Jawab acara UNUSA Get Islamic Talent, yang juga dosen Jurusan Kebidanan UNUSA, Yasi Anggasari, M.Kes mengatakan, "Acara ini dibuat dengan tujuan menemukan bibit-bibit seni khususnya seni bernilai Islamis di dalam diri mahasiswa UNUSA. Sehingga diharapkan mahasiswa UNUSA punya nilai unggul di bidang kesenian selain unggul pada bidang ilmu kuliahnya."
Rektor UNUSA, Prof. Dr. Ir Achmad Jazidie, MEng dalam sambutannya sempat memutarkan sebuah video tentang seorang pemuda di Amerika berumur 14 tahun yang berpenampilan modern namun memiliki kemampuan qiroah yang luar biasa.
Sengaja Rektor mempertontonkan video itu sebagai contoh prototype penampilan mahasiswa UNUSA yang menjadi idamannya. "Saya menginginkan mahasiswa UNUSA memiliki tampilan seperti pemuda ini, tampilan yang modern, penampilan pemuda masa kini. Mahasiswa UNUSA tidak harus menggunakan gamis, dan sarung 24 jam. Boleh tampil dengan modern namun dengan subtansi luar biasa yang penuh dengan nilai Islami," katanya.
"Orang lain nantinya akan terkejut, mereka tidak akan menyangka bahwa dibalik tampilan yang modern, ternyata memiliki pribadi yang penuh dengan nilai Islami," tambahnya.
Selanjutnya ia menjelaskan bahwa UNUSA Get Islamic Talent ini merupakan jembatan awal dakwah yang luar biasa. Kesan pertama kali yang dilihat dari seseorang adalah penampilannya. Oleh karenanya, mahasiswa UNUSA harus berpenampilan modern yang bisa memberi kesan mendalam di khalayak umum.
"Anda bisa tampil dengan gaya modern sebagai seniman, pegiat seni, penyair, atau penulis novel. Tapi begitu orang lain bercakap-cakap dengan Anda maka orang tersebut akan terkagum-kagum dengan nilai Ke-Islam-an yang Anda miliki. Nilai Ke-Islam-an yang sudah menempel pada kepribadian Anda."
"Itu luar biasa nilai dakwahnya. Saat Anda pulang kampung waktu lebaran berjalan ke masjid. Ketika Anda lewat, ibu-ibu yang punya anak gadis akan mengintip dari balik jendela sambil berkata dalam hati: Ya Allah, iki anak e sopo yo? Mudah-mudahan besok bisa jadi mantuku," tambahnya bernada gurauan.
Dalam sambutannya, Rektor juga menceritakan kisah perjalanan hidup Tompi yang pada awalnya berprofesi dokter spesialis kulit dan kelamin lalu secara tiba-tiba menjadi seorang penyanyi terkenal.
"Tompi pernah bercerita kepada saya, awal mula dia menjadi penyanyi ketika kampusnya menyelenggarakan pentas seni. Saat ia masih jadi mahasiswa baru ada acara pentas seni. Tiba-tiba orang yang sudah direncanakan tampil tidak datang. Lalu akhirnya dia dipaksa oleh panitia maju ke panggung sebagai penyanyi pengganti. Disitulah Tompi mulai menyadari bahwa ia punya bakat bernyanyi," jelasnya.
"Siapa tahu diantara Anda yang tampil sebagai finalis hari ini, akan bisa menjadi perawat, bidan, dokter, ekonom dan profesi lainnya, tapi sekaligus juga menjadi penyanyi terkenal seperti Tompi", tambahnya.
Dalam kegiatan ini ada tiga kategori seni yamg dilombakan. Pertama lomba Nasyid, yang kedua Educative Dance, dan ketiga Acoustic Band. Masing-masing finalis akan dinilai dari tiga aspek, yaitu sisi kreativitas, teknik penampilan, dan segi penghayatannya.
UNUSA Get Islamic Talent diikuti lebih dari 20 tim berasal dari setiap prodi yang ada di UNUSA. Seleksi dilakukan melalui tahapan awal dengan cara upload video di Youtube. Kemudian diseleksi untuk dipilih sebagai finalis berdasar jumlah like terbanyak. Masing-masing kategori dipilih 3 yang sampai ke tahapan final. Dengan demikian totalnya ada 9 finalis dalam acara ini.
Salah satu finalis UNUSA Get Islamic Talent yang berhasil menjadi juara 1 Acoustic Band, Ahmad Samma mengungkapkan, "Saya dan teman-teman ini latihan semalaman. H-1 itu tidak tidur. Alhamdulillah, kita lolos ke final karena dalam fase penyeleksian, Band Klotak mendapatkan 145 like dan 920x ditonton di YouTube."
"Senang ada acara seperti ini, kita bisa menunjukan apa yang kita bisa. Jadi tidak hanya kuliah, tapi ada juga kesempatan mengekspresikan bakat-bakat lain seperti musik misalnya. Saya berharap acara ini bisa dibikin rutin. Kalau bisa setiap tahun diadakan sebagai salah satu pesta mahasiswa. Sesutu hal yang menyenangkan diluar kegiatan belajar," tambahnya.
Band Klotak mempunyai tiga personil, yaitu Ahmad Samma sebagai vokal dan gitaris, Abdullah di Bass, dan Ahmad Romadhoni di Kajun. Ketiganya adalah Mahasiswa S1 Manajemen UNUSA angkatan 2017. Disela waktu luang belajarnya mereka isi dengan bermain musik. Selamat untuk Band Klotak yang telah berhasil menunjukkan bahwa kampus UNUSA tidak hanya bisa diisi dengan kesibukan kuliah semata tapi juga memberi ruang yang luas untuk bisa mengekspresikan bakat seni. (Adv/frs)