Untung Ketahuan. Jika Tidak, Kudeta Partai Demokrat Bisa Terjadi
DPC Partai Demokrat Kota Surabaya solid mendukung kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Karena itu Partai Demokrat Surabaya merasa bersyukur isu kudeta pada kepemimpinan AHY dapat segera terkuak. Apabila tidak, nasib Partai Demokrat bisa seperti beberapa partai lainnya.
Moch. Machmud, Wakil Ketua I DPC Partai Demokrat Kota Surabaya mengatakan, jika tidak ketahuan, bisa jadi kudeta itu benar-benar terjadi. Dan terjadinya seakan secara alami seperti partai-partai lain, yang diawali dengan munculnya dualisme kepemimpinan, kemudian divonis MenkumHam yang melegalkan salah satunya.
"Alhamdulillah, Allah membuka semua peristiwa itu, dan ketahuan sebelum kejadian. Andai kata tidak ada petunjuk Allah, secara pelan tapi pasti akan ada gejolak di dalam Partai Demokrat, yang remote-nya dipegang orang di luar partai,” kata Moch. Machmud, yang juga Ketua Fraksi Partai Demokrat Nasdem di DPRD Kota Surabaya.
Machmud melihat dan merasakan, ada beberapa partai yang menjelang pemilu dulu sempat mengalami konflik dari dalam. “Sekilas konflik itu asli karena masalah internal, yang hasil akhirnya pasti mengarah ke dukungan. Tapi coba perhatikan, partai yang nurut pada pemerintahan sekarang, sejak awal aman-aman saja, sepi dari konflik internal," tambahnya.
“Perbuatan jelek, lambat atau cepat pasti akan tercium juga bau busuknya. Selain dibuka semua oleh Allah, kerja intelejen yang ada di Partai Demokrat juga cukup kuat, sehingga semua data, foto-foto serta materi pembicaraan, nomor kamar hotel yang disewa, bahkan mungkin menu makanannya apa saja yang disajikan pada pertemuan untuk merancang kudeta itu, bisa diketahui dengan akurat. Inilah kerja politik yang sesungguhnya, dengan berdasarkan etika,” kata Machmud.
“Usaha untuk mendongkel pimpinan partai seperti itu adalah permainan politik yang tidak beretika dan jahat. Kalau pingin jadi ketua partai, ya buat partai sendiri saja. Jangan merebut partai lain dengan menggunakan tangan-tangan kader yang sudah dipecat, atau memanfaatkan kader-kader yang kecewa. Seorang petinggi negara harus memberi teladan yang baik kepada rakyat, terutama perilaku berpolitik agar tidak jadi bahan tertawaan rakyat yang makin cerdas dan pandai,” kata Moch. Machmud kepada Ngopibareng, Kamis siang.
Senin lalu, Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono menggelar konpres, antara lain menginformasikan kalau partainya mengirim surat kepada Presiden Jokowi yang isinya minta klarifikasi bahwa ada pejabat di lingkaran Istana yang mengumpulkan kader-kader Partai Demokrat yang sudah dipecat dan tidak aktif, untuk melakukan kudeta terhadap Partai Demokrat.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko hari Senin petang menggelar konpers juga, membantah kalau dirinya terlibat dalam upaya kudeta partai itu. Rabu sore, kembali Moeldoko konferensi pers, kembali membantah tetapi mengakui memang ada beberapa pertemuan antara dirinya dengan beberapa kader Partai Demokrat, tetapi sebatas ngopi-ngopi saja.
Advertisement