Untuk Perbaiki Ekonomi Ada Wacana Duetkan Airllangga - Sandi
Tinggal dua partai di parlemen yang belum bergabung dengan koalisi pendukung bakal capres manapun. Yaitu Partai Golkar dan PAN.
Bila perolehan suara dua partai yang masih jomblo ini digabung punya potensi membentuk poros baru untuk mengusung bakal capres selain Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan. Perolehan suara pada Pemilu 2019, sebesar 12,31 persen sedang PAN 6,84.
Sedang salah satu syarat untuk bisa mengusung Capares - Cawapres harus menguasai sedikitnya 20 persen kursi DPR, bisa terdiri bebeeapa partai.
Mengukur Preferensi Masyarakat terhadap Dinamika Politik Nasional Jelang Pemilu 2024 tersebut Dynamics Survey Indonesia Senin 17 Juli 2023 merilis survei terbaru. Hasilnya menunjukkan tingkat elektabilitas tokoh bakal capres dan wapres jika disimulasikan saling berpasangan, maka simulasi pasangan Airlangga Hartarto - Sandiaga Uno mencapai perolehan Tingkat Elektabilitas 23,8%. Lalu pasangan pasangan Ganjar Pranowo - Andika Perkasa 21,2% dan pasangan Prabowo Subianto - Erick Thohir 20,7% dan Pasangan Anies Baswedan - Agus Harimurti Yudhoyono 13,6%.
Sementara pengamat politik dan dosen Univerist Dr. Sutomo (UNITOMO) Sutabaya, . Machmud Suhermono, mengatakan, mencuatnya pasangan Airlangga Hartanto dan Sandiagan Uno yang menempati ranking pertama dalam survei DSI, menunjukkan bahwa masyarakat kita sedang membutuhkan perbaikan ekonomi.
“Kedua kandidat pasangan calon presiden dan wakil presiden ini mewakili apa yang terjadi di masyarakat sekarang ini, yakni sebuah harapan agar dapat mengangkat kesejahteraan perekonomian bangsa,” ujar Magister Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya tersebut.
Harapan masyarakat terkait pemerintahan dari hasil pemilu 2024 mayoritas responden sebanyak 89,8 % lebih menginginkan perbaikan ekonomi keluarga mereka dan berharap pemerintah & DPR RI mendatang dapat menciptakan lapangan kerja dan sembako murah. Kemudian sebanyak 79,9% berharap pemerintahan hasil pemilu 2024 bisa mengurangi utang negara yang makin menggunung karena mempengaruhi beban perekonomian masyarakat dengan pajak dan bunga bank yang tinggi yang harus ditanggung masyarakat
Dan dalam poling kepemimpinan negara yang dipilih masyarakat Indonesia sebanyak 80,4,% responden merujuk pada sosok tokoh yang selama ini dikesankan mampu membenahi dan mengelola perekonomian negara. Kemudian sebanyak 77,8% responden menginginkan tokoh yang selama ini mengusung nilai inklusif, terbuka terhadap keberagaman dan akhirnya perilaku sosiologis kultural. Akhirnya berkorelasi pada perilaku pemilih dan preferensi masyarakat ketika di dalam urusan pemilihan politik
Terkait harapan masyarakat terhadap pemerintahan yang dibentuk dari hasil pemilu 2024 dan sosok kepemimpinan negara, mayoritas masyarakat menginginkan sosok presiden yang mampu mengelola perekonomian negara dan mengusung nilai inklusif, terbuka dalam keberagaman.
Pertimbangan terbesar masyarakat dalam memilih capres pada pemilu mendatang, didasarkan rekam jejak pekerjaan tokoh 67,3%, popularitas 15,3% dan penilaian tokoh tersebut merakyat 9,2% dan anggapan bahwa tokoh terkait adalah sosok pembaharu sebanyak 8,2%.
Dari sisi elektabilitas menunjukkan bahwa Airlangga Hartarto mendapatkan tingkat elektabilitas sebesar 28,3, Ganjar Pranowo mencapai 22,4%, Prabowo Subianto 21,7%, Anies Baswedan 11,3% dan sebanyak 16,3 belum memberikan pilihan.
Untuk preferensi masyarakat terhadap parpol peserta pemilu hasilnya, elektabilitas partai politik jika Pemilu 2024 digelar dengan menggunakan pertanyaan tertutup kepada 2.000 responden terpilih, Golkar unggul dengan perolehan elektabilitas 17,9%.disusul diurutan kedua Gerindra 16,2% dan PDIP diurutan ketiga dengan perolehan elektabilitas 15,7%, selanjutnya Demokrat 8,4%, PKS 6,2% , PKB 5,9% , Perindo 4,3%, Nasdem 4,2%, PPP 2,7 %, PAN 1,3%, dan partai peserta pemilu 2024 lain rata-rata di bawah 1 % dan yang tidak memilih sebanyak 11,8%
Survei ini dilakukan pada periode 24 Juni - 8 Juli 2023 menggunakan metode multistage random sampling (MRS) atau pengambilan sampel bertingkat. Metode ini memiliki pengukuran kesalahan atau margin of error 2,19% dengan tingkat akurasi data 95 responden yang tersebar proporsional secara nasional. Untuk menguji validitas responden, DSI melakukan spot check pada 20 persen dari total populasi sampel. dari 2.000 sampel yang dapat diidentifikasi yang memenuhi standar penelitian sebanyak 1.980 sampel.
Demographi Responden yang berasal dari kelompok usia 17–25 tahun sebanyak 34,3%, kemudian 26–45 tahun 37,3%, dan 46–60 tahun keatas 28,4%.
Kesimpulan dari survei ini menunjukkan tingginya, keterpilihan Airlangga dan Golkar bahwa masyarakat lebih memilih tokoh capres yang memiliki rekam jejak kemampuan dalam mengelola perekonomian nasional dan tokoh capres yang diharapkan mampu membayar utang-utang negara yang sangat tinggi.
Mereka menilai bahwa kontribusi kepemimpinan Airlangga Hartarto terkait pengolahan ekonomi dari rekam jejaknya selama menjabat menko perekonomian dinilai berada di atas bakal capres yang lain.