Pemerintah Minta 1 SMK di Setiap Kawasan Industri
Pemerintah mendorong setiap kawasan industri untuk mendirikan satu pendidikan vokasi atau SMK. Dari 98 kawasan industri di Indonesia, baru ada dua yang mempunyai SMK. Yakni SMK Mitra Industri 2100 di kawasan Industri Cikarang Dan Delta Mas Tambun keduanya berada di Bekasi Jawa Barat.
Keinginan pemerintah memperbanyak pendidikan vokasi, disampaikan oleh
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Wikan Sakarinto saat berkunjung di SMK Mitra Industri 2010 Cikarang, Rabu 12 Agustus 2020.
Menurut Wikan, dengan dibangunnya SMK di kawasan Industri, akan memudahkan penggabungan antara SMK dengan dunia usaha dan industri (Dudi). Dirjen vokasi mengambil contoh keberadaan SMK Mitra Industri 2100 di Cengkarang ini. Sekolah kewalahan memenuhi permintaan tenaga trampil dari perusahaan di kawasan Industri Cikarang dan Bekasi.
Setiap tahun SMK Mitra Industri meluluskan sekitar 800 orang tenaga siap pakai dari berbagai disiplin ilmu. Sedang yang dibutuhan satu perusahaan jjumlahnya ribuan. Belajar dari SMK Mitra Industri tersebut, Wikan minta setiap kawasan industri membangun SMK, baik digagas oleh pemerinta atau swasta. "Realisasinya Nanti akan kami bicarakan dengan kementerian perindustrian sebagai pengelola lahan. Fasilitas umum di kawasan industri selain tempai ibadah, dan ruang terbuka, juga harus ada SMK," katanya.
Ia melanjutkan, kawasan industri pada umumnya 70 persen untuk industri, 30 persennya untuk sarana prasana atau fasilitas umum. Lahan untuk sarana dan fasilitas umum itu yang akan didorong untuk ditempati SMK, sehingga tak hanya untuk jalan, irigasi saja. "Kalau itu secara regulasi nasional terwujud, maka seluruh kawasan industri akan didorong membangun SMK seperti ini. Tapitidak bisa ujug-ujug sebesar SMK Mitra industri ini, bisa dari kecil dulu tetapi harus link and match betul,’ katanya.
Nantinya, sekolah akan melakukan pembinaan untuk membuat kurikulum serta menerima tempat magang untuk guru dan tamu. “Karena industri kan banyak sekali di sini, ratusan atau ribuan. Sedangkan SMK ini baru bisa 500 sampe 800 sekarang,” katanya. "Dua bulan ini saya jadi dirjen, sudah dirilis 40 program senilai Rp3,5 triliun untuk mendorong vokasi menikah,” katanya.
Rencananya, setelah dari Cikarang, Wikan akan roadshow mengunjungi kawasan industri di Surabaya dan Solo serta kawasan industri lainya. Ia beharap, anggaran sebesar Rp3,5 triliun digunakan untuk memenuhi kebutuhan SMK di kawasan industri, mulai dari guru, dosen tamu, menyusun kurikulum bersama, hingga sarana dan peralatannya. “Sehingga anggaran Rp3,5 triliun tadi itu bukan hanya untuk kasih peralatan , tapi untuk merubah mindset orang vokasi. Karena menyesuaikan dengan industri juga gampang gampang susah, kata Dirjen Pendidikan Vokasi,” imbuhnya.