Unta-unta Bersayap, akan Bertengger...

“BILA kuperhatikan,” kata Nasruddin Hoja kepada seorang kawannya, “penciptaan alam raya ini benar-benar mengagumkan. Segalanya yang ada di dunia ini dibuat demi kesejahteraan manusia.”

Kawannya menatap Nasruddin. Kemudian bertanya, “Bisakah kau memberikan contohnya, Nasruddin?”

“Coba pikirkan,” sahut Nasruddin, “dengan rahmat Allah, unta-unta tidak punya sayap.”

“Ohh…, bagaimana itu bisa dikatakan membantu menyejahterakan kita?” tanya kawannya bingung.

“Bayangkan,” kata Nasruddin, “kalau saja unta-unta punya sayap, mereka pasti akan senang bertengger di atas rumah kita. Kemudian merusak atap, dan mereka pasti tidak akan mempedulikan keributan serta kerusakan yang mereka ciptakan.”


Hikmah
Salah satu ibrah yang dapat kita petik dari kisah ini adalah ikhlas menerima takdir Allah. Jika tak ikhlas, mungkin kita akan menerima bencana yang besar.

Tidaklah sempurna keimanan sese­orang kalau ia tidak beriman kepada tak­dir Allah SWT. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Iman itu ada­lah beriman kepada Allah, para ma­laikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, Hari Kemudian, dan beriman ke­pada takdir, yang baik maupun yang buruk.”

Iman kepada takdir Allah Ta’ala ber­kaitan erat dengan tauhid, yakni mengesakan Allah dalam per­buat­an-perbuatan-Nya yang khusus bagi-Nya, seperti mencipta, mengatur, dan sebagainya. (adi)