Unjuk Kekuatan Senjata, Militer China Gelar Parade 1 Oktober
China akan memamerkan persenjataannya yang kian canggih dalam parade militer yang akan digelar pada Selasa 1 Oktober 2019 esok. Persenjataan yang dipamerkan termasuk rudal bersenjata nuklir yang bisa mencapai AS dalam 30 menit.
Dongfeng 41 adalah satu dari serangkaian senjata baru yang kata media China akan dipamerkan dalam parade yang menandai 70 tahun kekuasaan Partai Komunis. Seperti dilaporkan Associated Press, senjata lainnya termasuk sebuah drone supersonik dan sebuah kapal selam robot.
Acara itu akan menekankan ambisi Beijing untuk menegaskan klaim-klaimnya atas Taiwan, Laut Cina Selatan dan wilayah-wilayah yang disengketakan lainnya, dan untuk menantang Washington sebagai kekuatan dominan di kawasan itu.
Tentara Pembebasan Rakyat adalah angkatan bersenjata terbesar di dunia dengan dua juta perwira dan memiliki anggaran tahunan terbesar kedua setelah militer AS.
Sementara itu, terkait kekuatan militer China, ada sikap penting China terhadap Hong Kong. China telah mengerahkan pasukan baru ke pangkalan militernya di Hong Kong di tengah krisis politik terburuk di wilayah itu sejak kembali ke pemerintahan China pada 1997.
Kantor berita Xinhua yang dikelola pemerintah menggambarkan pengerahan itu hari Kamis sebagai rotasi rutin personel dan peralatan ke dalam garnisun Tentara Pembebasan Rakyat di pusat keuangan itu.
Televisi pemerintah menayangkan rekaman kendaraan pengangkut personel dan truk lapis baja memasuki garnisun setelah melintasi perbatasan dari kota tetangga, Shenzhen.
Hong Kong telah dicengkeram oleh protes dan sering disertai kekerasan selama hampir tiga bulan, yang dimulai sebagai demonstrasi menentang RUU ekstradisi yang kontroversial. Namun, demonstrasi sejak itu berkembang menjadi seruan untuk demokrasi yang lebih besar dan penyelidikan independen terhadap tuduhan mengenai terjadinya kebrutalan polisi.
Kepolisian kota Hong Kong, Kamis 29 Agustus 2019 menolak untuk memberikan izin kepada kelompok aktivis Front Hak Asasi Manusia untuk menggelar aksi massa lagi pada hari Sabtu, dengan alaan terjadi bentrokan keras antara polisi anti huru hara dan demonstran dalam demonstrasi akhir pekan lalu.
Polisi menggunakan gas air mata dan meriam air terhadap para demonstran yang memisahkan diri dari kelompok demonstran damai yang jumlahnya lebih besar. Sebagian pengunjuk rasa melemparkan batu bata ke arah polisi, menyerang mereka dengan tongkat dan potongan kayu dan besi, serta menyemprotkan deterjen di jalan-jalan agar menjadi licin dan sulit dilewati oleh polisi.
Advertisement