Universitas Hasyim Latif Perkuat Area Strategis Produk Halal
Universitas Maarif Hasyim Latif (UMAHA) Sepanjang Sidoarjo, didorong untuk memperkuat area strategis produk halal. Sehingga berimplikasi positif pada percepatan penyelenggaraan Jaminan Produk Halal.
Hal itu terungkap saat Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama menjalin sinergi dengan Universitas Maarif Hasyim Latif (UMAHA) dan Perkumpulan Ahli dan Dosen Republik Indonesia (ADRI).
Penandatanganan dilakukan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPJPH Mastuki dan Rektor UMAHA Achmad Fathoni Rodhi. Hadir menyaksikan, Kepala Pusat Kerja Sama & Standardisasi Halal Siti Aminah dan Sekjen ADRI Eri Sarimanah.
Pelaksana Tugas Kepala BPJPH Mastuki mengatakan, kerja sama ketiga pihak tersebut diharapkan dapat segera terimplementasi melalui penguatan sejumlah area strategis Jaminan Produk Halal (JPH).
"Kerja sama ini diharapkan dapat segera terimplementasi dalam bentuk penguatan sejumlah area strategis Jaminan Produk Halal. Sehingga berimplikasi positif pada percepatan penyelenggaraan Jaminan Produk Halal," kata Mastuki, dalam keterangan Senin 14 Juni 2021.
Melalui universitas, lanjut Mastuki, penguatan JPH dapat dilakukan salah satunya dengan meningkatkan literasi halal melalui pelaksanaan sosialisasi dan edukasi JPH. Upaya ini dapat dilaksanakan melalui Halal Center dengan pelaksanaan yang melibatkan program studi atau fakultas terkait.
Mastuki mengatakan, pelaku UMK yang jumlahnya puluhan juta dan tersebar di seluruh penjuru tanah air membutuhkan sosialisasi dan edukasi halal secara memadai agar percepatan sertifikasi halal berjalan dengan baik. Upaya ini perlu dilakukan secara sinergis oleh semua pemangku kepentingan halal terkait.
"Hal yang mendasar untuk diedukasikan adalah bahwa halal itu sangat penting dan karenanya memproduksi produk yang halal itu juga sangat penting. Dengan berkolaborasi bersama perguruan tinggi, maka edukasi ini dapat dikemas dengan pendekatan agama dan saintifik," imbuh Mastuki menjelaskan.
Dibutuhkan Segmen Edukasi Halal
Bagi pelaku UMK, lanjut Mastuki, tentu dibutuhkan segmen edukasi halal yang dikemas sesuai dengan kebutuhan mereka. Misalnya, terkait prosedur praktis sertifikasi halal. Juga tentang tata cara bagaimana untuk selalu menjaga kehalalan produk secara berkesinambungan. Tujuannya agar proses produk halal UMK betul-betul mereka lakukan secara kontinyu.
"Kami juga berharap, sosialisasi dan edukasi halal ini melibatkan para mahasiswa sebagai duta halal. UMAHA dan jaringan ADRI dengan banyak perguruan tinggi dapat memberikan pembekalan halal secara spesifik bagi mahasiswa dari berbagai program studi. Ini dapat kita optimalkan secara efektif di berbagai kanal, terlebih mahasiswa sangat dekat dengan media sosial." imbuh Mantan Juru Bicara Kemenag itu.
"Sedangkan bagi kalangan akademisi dan profesional, edukasi halal tentu dikemas dengan argumen-argumen keilmuan yang rasional yang disertai data-data yang valid. Riset tentang berbagai alternatif bahan halal misalnya tentu sangat relevan dengan prinsip traceability atau ketertelusuran yang diterapkan sebagai pendekatan dalam menetukan kehalalan suatu produk." tambah Mastuki.
Pendampingan Proses Produk Halal
Berikutnya, kerja sama juga menyasar penguatan produk halal UMK melalui pendampingan Proses Produk Halal (PPH). Pendampingan UMK dalam PPH itu sendiri merupakan amanat PP Nomor 39 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Jaminan Produk Halal. Karenanya, kerja sama juga mencakup penyusunan dan pembuatan road map pengembangan penelitian ilmiah JPH dan penyiapan SDM halal.
Mastuki juga mendorong berdirinya Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) dan Halal Center pada perguruan tinggi yang tergabung di dalam ADRI. Jaringan ADRI yang luas, menurutnya, juga dapat dimanfaatkan untuk menginisiasi standar mutu halal dengan lingkup yang lebih luas. Misalnya lingkup negara serumpun melalui forum IMT-GT yang melibatkan Indonesia-Malaysia-Thailand.