Universitas Brawijaya-PELNI Rehabilitasi Terumbu Karang
Pelestarian ekosistem laut di kawasan Pantai Bangsring, Banyuwangi terus mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Terbaru, PT. PELNI bersama Universitas Brawijaya melakukan rehabilitasi ekosistem terumbu karang di destinasi wisata konservasi ini, Kamis, 2 November 2023.
Rehabilitasi terumbu karang ini dilakukan dalam bentuk penempatan beberapa struktur besi dengan dimensi 12x12 meter dengan tinggi 1,5 meter di kawasan destinasi wisata Bangsring Underwater. Struktur ini ditata sedemikian rupa dengan jarak antar struktur 1,5 meter. Sehingga sela-selanya dapat disusuri penyelam.
“Yang kita lakukan sekarang ini adalah bagaimana kontribusi perusahaan untuk membangun lingkungan yang terkait dengan usahanya,” jelas Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT. PELNI, Anik Hidayati.
Dia menjelaskan, kegiatan ini merupakan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Karena PELNI bergerak di sektor pelayaran, maka program diambil yang berhubungan dengan laut. Dia menyebut, rehabilitasi terumbu karang di Bangsring ini sudah kedua kalinya.
“Tahun 2020 sudah pernah dan ini kita lalukan lagi,” katanya.
Dalam pelaksanaan TJSL ini, pihaknya menggandeng Universitas Brawijaya. Kerja sama ini menurutnya sebagai bentuk penguatan. Sehingga aktivitas TJSL bisa terencana dan dipelihara dengan baik. Sebab, rehabilitasi terumbu karang ini tidak hanya selesai setelah pemasangan saja. Tapi bagaimana kegiatan itu bisa dilakukan dengan baik dan bisa memberikan manfaat terhadap lingkugan.
“Jadi perlu dipantau. Pemantauan ini bisa sampai dua tahun prosesnya. Mudah-mudahan bisa menjadi daya tarik baru untuk spot-spot snorkeling,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo menyatakan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk transformasi perguruan tinggi yang sedang dicoba rumuskan oleh universitas yang dipimpinnya. Menurutnya, selama ini pendidikan hanya berbasis di kampus.
“Kita mau masuk community base education. Bahwa pendidikan itu bisa diperoleh di luar kampus,” tegasnya.
Sehingga kita bisa memperoleh ilmu langsung dari masyarakat. Tidak hanya itu, menurutnya, bagaimana kampus juga terlibat dalam proses penguatan yang ada di komunitas dan juga lingkungan.
Hal ini, menurutnya menjadi bagian penting untuk model pendidikan baru yang sedang ditransformasikan. Yang dulu hanya di kampus baca buku, saat ini sedang ditransformasi menjadi community base education.
“Ini langkah baru agar mahasiswa kita memiliki pengetahuan yang riil. Problem-problem riil dan kita ajak menyelesaikan permasalahan secara riil,” ujarnya.
Advertisement