Uniknya Pasar Desa Sorpo di Desa Suwayuwo, Pasuruan
Kecamatan Sukorejo dikenal sebagai salah satu kecamatan di Kabupaten Pasuruan yang terus berinovasi. Tak hanya dikenal dengan predikat City of Matoa, desa-desa ini berlomba-lomba untuk mengangkat potensi dan keunggulannya.
Salah satunya adalah Wisata Pasar Desa Sorpo yang digagas oleh warga Perumahan Bukit Alam di Desa Suwoyuwo, Minggu, 04 Agustus 2019 pagi.
Wisata tersebut menampilkan berbagai macam kuliner khas jaman dulu. Bukan hanya dari Kabupaten Pasuruan saja, melainkan jajanan khas dari berbagai daerah di Indonesia.
Diano Vela Ferry selaku Camat Sukorejo mengatakan, kata "Sorpo" merupakan singkatan dari bahasa jawa "Ningsore Wit Po" yang berarti di bawah pohon mangga. Dari 40 penjual, semuanya menjajakan barang dagangannya di bawah pohon mangga.
"Saya mengapresiasi gagasan warga Perumahan Bukit Alam yang mengambil nama Pasar Desa Sorpo. Karena saya lihat memang banyak pohon mangga yang tumbuh di sini," katanya.
Gelaran Wisata Pasar Desa Sorpo sejatinya bukan kali pertama dilaksanakan. Melainkan sudah keempat kalinya digelar oleh warga. Selama kegiatan, warga tak hanya menjual jajanan tempo dulu. Pakaian yang dikenakan pun seperti ketika kita hidup di era tahun '70 dan 80 an. Plus ditambah tontonan menarik lainnya, seperti fashion show anak-anak dan lomba karaoke lagu jawa.
"Ada yang pakai kebaya jaman dulu, sewek dll. Pokoknya kita apresiasi karena ini gagasan yang menarik dari warga untuk kemajuan desa supaya semakin dikenal," katanya.
Lebih lanjut, Diano menegaskan bahwa untuk menampilkan sebuah event berkonsep jadul (jaman dulu), warga kompak swadaya. Dalam artian, seluruh biaya pelaksanaan berasal dari urunan seluruh warga perumahan.
"Kompak sekali warganya. Kami sangat bangga dan ikut senang dengan apa yang dilakukan oleh warga Perumahan Bukit Alam. Semoga ini terus bisa dipertahankan," katanya.
Sementara itu, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Pasuruan, Ny Lulis Irsyad Yusuf mengaku takjub dengan inovasi yang dimiliki warga Perumahan Bukit Alam. Utamanya dalam menghidupkan nuansa jaman dulu di era kekinian.
Apalagi, kegiatan ini tak terlihat adanya plastic dalam jajanan maupun wadah dan sampah. Melainkan memanfaatkan daun pisang dan bamboo.
"Pokoknya keren. Di PKK Kabupaten Pasuruan, saya juga mengintruksikan seluruh anggota agar tidak memakai botol atau gelas plastic di setiap acara PKK. Oleh karenanya, greget dari warga Desa Suwayuwo ini saya acungi jempo," katanya di sela-sela acara.
Hanya saja, meski sudah bagus, istri Bupati Irsyad Yusuf itu menghimbau agar warga dapat menampilkan olahraga-olahraga yang bersifat tradisional. Mulai dari bak sodor, egrang, sumpit, bakpia, terompa, dan permainan tradisional lainnya.
"Biar kesannya benar-benar jaman dulu. Habis olahraga langsung makan jajanan pasar, wah pas. Pasti heboh," katanya. (sumber: www.pasuruankab.go.id)