Uniknya Pagelaran Wayang Kulit Bahasa Prancis Pentas di Kota Evry
Pagelaran wayang kulit berbahasa Prancis dan gamelan asal Indonesia dipentaskan di Konservatori Iannis Xenaki, Kota Evry, Prancis, Jumat, 18 Februari 2022.
Pagelaran kesenian Indonesia terselenggara atas dukungan KBRI Paris. Lakon yang dipilih adalah “Foret Wanamarta” (Hutan Wanamarta) dengan ki dalang Christophe Moure dari Asosiasi Pantcha Indra.
Kota Evry merupakan bagian dari Kota Metropolitan Grand Paris, terletak 35 kilometer sebelah selatan dari kota Paris.
Pagelaran ini rangkaian kunjungan Duta Besar Republik Indonesia di Paris, Mohamad Oemar, ke Universitas Evry.
Presiden Universitas Evry, Patrick Curmi dan Dubes Umar dalam pertemuan ini membahas kerja sama yang bisa dikembangkan oleh kedua negara. Salah satunya adalah di bidang maritim.
“Saya harap, dapat terjalin kerja sama antara Universitas Evry dengan perguruan tinggi di Indonesia untuk bidang ini,” kata Oemar.
Merespons hal tersebut, Patrick menyampaikan bahwa Universitas Evry terbuka dan siap untuk melakukan kerja sama dengan kampus di Indonesia.
“Kampus kami adalah bagian dari Universitas Paris-Saclay menurut Shanghai Ranking berada dalam peringkat 14 dunia,” kata Patrick.
Dalam sambutannya, Duta Besar Oemar menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Kota Evry dan Universitas Evry yang memberikan kesempatan kepada Indonesia untuk memperkenalkan salah satu seni budayanya kepada masyarakat Prancis.
“Saya mengapresiasi teman-teman dari Pantcha Indra yang terus bergerak sebagai duta pengenalan budaya Indonesia kepada masyarakat Prancis,” kata Dubes Oemar.
Dubes Oemar pada pagelaran itu menyampaikan, wayang dan gamelan merupakan warisan budaya tak benda Indonesia yang telah diakui UNESCO.
“Wayang pada tahun 2008 dan gamelan pada Desember 2021 diakui UNESCO, yaitu dua bulan lalu,” ujar Dubes Oemar. Dia berharap agar pandemi Covid-19 cepat berlalu sehingga masyarakat Prancis dapat kembali mengunjungi Indonesia.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia di Paris, Warsito mengungkapkan, lebih dari 175 penonton yang memenuhi ruangan pertunjukan sangat mengapresiasi penampilan dalang Ki Christophe Moure.
“Ki Christophe sangat luwes mendalang dan memainkan wayang," puji Warsito, dalam siaran pers yang diterima ngopibareng.id, Sabtu, 19 Februari 2022.
Penampilan wayang diawali dengan lagu-lagu Jawa, diiringi gamelan, di antaranya Rujak Jeruk.
“Logat dan gaya banyolan Ki Dalang Christophe Moure yang disampaikan dalam Bahasa Prancis membius para penonton. Tidak terasa 90 menit pertunjukan terasa cepat sekali,” ujar Warsito.
Ki Dalang Christophe juga mempersilakan kepada penonton untuk melihat wayang kulit dari bayangan belakang layar. Tepuk tangan riuh sebagai wujud apresiasi penonton, mengakhiri pertunjukan malam itu.
Pertunjukan wayang tersebut merupakan penutup dari serangkaian seminar sehari tentang epik dan musik yang diadakan di Universitas Evry, yang dikoordinir oleh Anitha Herr.
Salah satu materi seminar adalah wayang kulit yang dipresentasikan oleh Kati Basset, etnomusikolog dari Inalco Paris. Kati mempresentasikan berbagai jenis wayang yang ada di Indonesia, khususnya wayang Bali, wayang Jawa, dan wayang Cirebon.
“Secara paralel dengan seminar, juga diadakan pelatihan gamelan yang diikuti oleh 23 mahasiswa. Mahasiswa inilah yang nanti menjadi duta promosi budaya Indonesia dan kerja sama akademik, khususnya di Universitas Evry.
Advertisement