Uniknya Miniatur Truk Karya Tangan Perajin di Jombang
Salah satu kegiatan positif yang bisa dicoba untuk menghilangkan kebosanan adalah membuat miniatur truk. Truk mainan berukuran mini ini dibuat dari bahan yang mudah didapat serta ramah lingkungan. Selain itu, tidak menghabiskan biaya cukup banyak.
Truk mini ini berjajar di pelataran dengan berbagai macam warna dan ukuran. Dari warna merah, kuning, hijau hingga biru. Sedangkan, untuk ukurannya sendiri beragam, ada yang relatif kecil, juga ada yang besar. Truk mini ini merupakan karya tangan dingin Hartoyo, warga asli Dusun Nanggungan, Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang.
Hartoyo menyebutkan, pembuatan miniatur truk ini dilakukan sejak tanggal 25 Juni 2020 lalu lantaran banyaknya pesanan. Hingga saat ini, sudah sekitar 30 miniatur yang ludes terjual.
“Ini saya buat baru tiga hari ini, kira-kira sudah ada 30 miniatur truk ukuran besar. Buatnya karena akhir-akhir ini banyak pesanan,” kata Hartoyo kepada Ngopibareng.id pada Senin, 28 Juni 2020.
Pesanan ini diperoleh nya dari warga desa setempat atau rekannya yang mempromosikan melalui media sosial. Sebagian besar miniatur truk akan dipertunjukkan pada saat karnaval sederhana yang diselenggarakan dusun sekitar. Sebelumnya, Hartoyo hanya membuat miniatur truk untuk keluarga dan teman dekat saja.
Harga miniatur truk ini terbilang murah. Untuk ukuran kecil, yaitu 30x55 cm dibanderol Rp400 ribu. Sedangkan untuk ukuran yang lebih besar. 40x80 cm, harganya Rp 1.5 juta. Hartoyo tidak mematok tarif cukup tinggi agar terjangkau. Per miniatur dia mendapat untung sebesar Rp 50 ribu.
“Saya memberi harga tidak terlalu mahal karena saya kasihan dengan orang tuanya. Agar bisa membelikan anaknya, saya hargai segitu. Itu sudah murah, kalau di tempat lain bisa Rp 500 lebih (ukuran kecil). Kalau yang besar untuk yang berduit,” katanya.
Berbahan Triplek
Sementara itu, ide untuk membuat miniatur diperolehnya saat dia mengunjungi miniatur truk di Pare-Kediri. Lantaran penasaran, pria yang pernah bekerja di mebel ini mencoba membuat dan berhasil.
Untuk kerangkanya sendiri dibutuhkan triplek, roda trolly, dan lampu LED khusus untuk miniatur. Sebagai pemanis truk, pewarnaannya menggunakan poksi, cat semprot, cat mobil, dan campuran kapur dengan lem kayu.
Bahan-bahan ini akan dirakit dan disambungkan menjadi satu kerangka mobil untuk menancapkan mur dan baut. Hebatnya, untuk truk ukuran kecil mampu memuat beban 1 kwintal. Sementara untuk yang besar 2 kwintal. Di samping itu, bahan triplek dipilih lantaran kuat dan tidak mudah dimakan rayap. Selain itu tidak memakan banyak biaya.
“Bahannya triplek semua, harga nya murah dan kuat. Kalau kayu kan bisa dimakan rayap, kalau triplek nggak. Truk ukuran kecil bisa menahan 1 kwintal, sedangkan yang besar dua kali lipatnya,” katanya.
Sementara itu, untuk pembelinya dari wilayah Jombang, seperti Ngoro, Gudo dan Mojowarno. Dalam membuat karya miniatur ini, Hartoyo hanya membutuhkan waktu sehari untuk yang berukuran besar. Sedangkan, untuk yang berukuran kecil dibutuhkan 120 menit per miniatur.
“Mungkin karena saya sudah terbiasa dan berpengalaman ya, jadi buatnya nggak lama. Sehari bisa dua hingga tiga truk kecil, kalau yang besar cuma satu,” katanya.
Berbeda dengan Hartoyo, Anang Fauzi salah satu warga lain mengaku membuat miniatur truk untuk kesenangan pribadi. Truk berukuran 160x50 cm itu masih dalam proses finishing setelah dirakit selama seminggu.
Untuk modal membuat satu miniatur, Fauzi merogoh kocek sejumlah Rp 800 ribu. Baik untuk triplek, ban trolly, lampu LED, serta pewarnanya. Fauzi memilih bahan triplek sebagai kerangka lantaran kuat dan simpel.
“Ini buat iseng saja, saya buat bersama teman-teman saat senggang. Baru tujuh hari jadinya, total produksi biayanya untuk semua bahan sejumlah Rp 800 bersih. Saya pilih triplek karena simpel dan kuat,” katanya.
Untuk pewarnaanya sendiri menggunakan pylox dan skotlet. Di sisi lain, pria yang sehari-hari bekerja di toko ritel ini membuat miniatur truk setelah melihat festival sound di Jawa Timur. Selain itu miniatur buatannya pun mampu menahan beban seberat 1 kwintal.
“Terinspirasinya dari melihat festival sound. Akhirnya mencoba sendiri, ini pewarnanya pakai cat semprot dan skotlet. Bisa muat beban 1 kwintal dan tahan sepuluh tahun jika tidak terkena hujan,” katanya.