UNICEF Kirim Bantuan Pendidikan Seberat 30 Ton Untuk Palu
The United Nations Children's Fund (UNICEF) membantu memulihkan pendidikan pascabencana di Sulawesi Tengah (Sulteng), melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Pantauan reporter ngopibareng.id, bantuan pendidikan tahap pertama diserahkan secara simbolis oleh Debora Comini, Kepala Perwakilan UNICEF Indonesia kepada Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi selaku Koordinator Tim Penanganan Bencana Kemendikbud, Selasa 16 Oktober 2018 di kantor Kemendikbud, Jakarta.
"Seluruh anak Indonesia tanpa kecuali harus mendapatkan hak atas layanan pendidikan, termasuk mereka yang terdampak bencana. Proses pembelajaran yang terjadi dapat sekaligus menjadi terapi bagi anak-anak yang terdampak, serta membantu keluarga untuk bangkit kembali," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Dukungan pemulihan pendidikan dari Unicef pascabencana Sulteng berupa 450 tenda sekolah darurat, 300 kotak peralatanekolah dan permainan, 50 unit perlengkapan pendidikan anak usia dini, dan 363 paket kembali sekolah.
Kedatangan tahap pertama paket bantuan pendidikan seberat 30 ton meliputi 65 tenda untuk ruang kelas sementara yang didatangkan dari lokasi suplai di Dubai, Uni Emirat Arab.
Kemudian, 135 tenda tambahan dan 200 perlengkapan sekolah akan tiba pada hari Rabu dan Kamis 17-18 Oktober 2018. Pada tahap berikutnya, sebanyak 250 tenda pendidikan segera tiba dari Kopenhagen, Denmark.
Tenda pendidikan standar UNICEF dengan kapasitas dua ruang kelas dikabarkan baru saja tiba di Kalimantan dan akan langsung dikirimkan ke wilayah terdampak dalam beberapa hari ke depan.
"Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama UNICEF serta para mitra bahu-membahu memulihkan pelayanan pendidikan di area-area terdampak bencana. Tenda-tenda darurat yang memenuhi standar mutu UNICEF segera didirikan sebagai ruang kelas sementara di tempat-tempat terdampak gempa dan tsunami Sulawesi Tengah," ujarnya.
Sementara itu Perwakilan UNICEF Indonesia, Debora Comini mengatakan bahwa pendidikan adalah alat pemulihan penting dalam situasi darurat, saat anak-anak bersekolah dapat dirawat, dipastikan keberadaannya, dan dilindungi dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Kemendikbud telah mengalokasikan Rp246 miliar untuk pemulihan pendidikan pascabencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Langkah strategis yang telah dilaksanakan di antaranya adalah aktivasi pos pendidikan yang berpusat di kantor Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP).
Menurut data dari Sekretariat Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) per 16 Oktober 2018, terdapat 1.185 sekolah, serta sebanyak 177.166 peserta didik mulai dari pendidikan usia dini sampai menengah dan 12.410 guru di Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong yang terdampak langsung bencana.
Sekolah di wilayah itu juga masih banyak yang ditutup. Penilaian situasi dan kondisi masih berjalan, sehingga angka-angka tersebut masih dapat berubah.
Sejauh ini, sebanyak 21 tenda telah didirikan sebagai ruang kelas sementara. Dan sebanyak 910 ruang kelas darurat segera tersedia. "Pendidikan adalah alat utama untuk pemulihan. Dengan membangun kembali rutinitas harian dan membantu mengembalikan rasa normal, sekolah menjadi suatu bentuk ruang terapi di tengah-tengah kehancuran akibat bencana," kata Debora Comini. (asm)