Ungker, Metamorfosis Ulat Jadi Kuliner Favorit Warga Blora
Dari puluhan lapak pada gelaran Festival Kuliner Tradisional di Alun-alun Kabupaten Blora, terdapat satu kuliner ekstrem yang menjadi favorit warga Blora. Jajanan yang menarik minat pengunjung itu adalah ungker goreng. Ungker ini merupakan metamorfosis dari ulat menjadi kepompong yang terdapat di hutan pohon jati.
Salah seorang pengunjung Festival Kuliner Tradisional itu, Ernita tanpa ragu langsung mencari keberadaan jajanan ungker. Dengan merogoh kocek Rp 30.000, dirinya sudah bisa langsung mencicipi ungker goreng di cup khusus.
Menurutnya, jajanan ungker merupakan makanan sehari-hari yang saat ini mulai susah didapatkan.
"Karena kita orang asli Blora, makanan ungker itu sudah menjadi makanan sehari-hari bagi kita, dan itu makanan langka yang adanya setahun sekali," ucap Ernita saat ditemui di lokasi.
Ernita mengaku sudah menjadi penikmat ungker sejak kecil. Begitu pula keluarganya yang memang terbiasa makan-makanan ekstrem tersebut.
"Ini kan karena langka ya, mumpung ada ungker makanya saya harus beli, nggo tombo pengin (untuk obat kangen)," kata dia.
Ernita mengungkapkan, keberadaan ungker hanya dapat dicari pada akhir tahun seperti bulan November dan Desember. Biasanya, lanjut Ernita, setelah musim kemarau terus ada hujan sebentar, nah itu baru musim (ungker).
"Karena ini curah hujannya tinggi ini kayaknya ungkernya susah juga," ujarnya.
Jika harus memilih, perempuan paruh baya itu lebih memikmati makan ungker daripada makan daging. "Daripada disuruh pilih daging mending pilih ungker, kalau daging sudah biasa, kan ungker ada sensasinya gurih gitu, keluarga semuanya suka," sambungnya.