Ungkap Surat Huud 61, Rais Aam PBNU: Tugas Memakmurkan Bumi
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menegaskan, amanah merupakan pemberian dari Allah, terlebih NU juga telah membuat slogan “Merawat Jagat Membangun Peradaban”.
“Kita yang terpilih sebagai instruktur ini untuk menuju tujuan utama, merawat jagat membangun peradaban, sama halnya yang dimaksud Al-Qur’an (surat Hud ayat 61) bahwa Allah-lah yang menciptakan kalian dari tanah dan memerintahkan agar kalian memakmurkannya,” jelasnya.
“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shalih. Shalih berkata: ‘Hai kaumku, beribadahlah kepada Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Ilah selain Allah. Allah telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu (sebagai) pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertaubatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Rabbku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya).’” (QS. Huud: 61)
Kiai Miftach juga menjelaskan, memakmurkan bumi merupakan perintah langsung dari Allah. Menurutnya, menjadi seorang pemakmur di muka bumi, tentu harus memiliki bekal yang cukup. Di antaranya adalah kekuatan di dalam berpikir, keahlian manajerial, dan memiliki konsep cemerlang. Semua ini haruslah bernilai ibadah sebagaimana tujuan penciptaan manusia dalam Surat Adz-Dzariyat ayat 56.
Ketakwaan dan Perintah Allah Ta'ala
"Dan Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembahKu". (Al-Quran Surat Adz-Dzariyat : 56)
Kiai Miftachul Akhyar mengungkapkan hal itu, saat membuka resmi Pendidikan Instruktur Nasional (PIN) Pendidikan Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (PMKNU) yang diselenggarakan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Gedung PBNU, Jakarta, Selasa 23 Agustus 2022.
Dalam sambutan membuka kegiatan yang akan digelar selama lima hari hingga Sabtu 27 Agustus 2022 di Sentul Bogor Jawa Barat itu, Kiai Miftach merasa bersyukur karena seluruh peserta PIN PMKNU terpilih sebagai pemegang amanat besar di saat NU memasuki abad kedua.
Dalam kesempatan yang sama, Kiai Miftach juga menegaskan, NU merupakan miniatur Islam. Segala yang menjadi perintah di dalam Islam pasti juga diperintahkan oleh NU. Menurutnya, paham Islam Ahlussunnah Wal Jamaah tidak hanya sekadar memahami akidah saja melainkan juga tentang semua hajat hidup masyarakat.
“Oleh karena itu, sangat dibutuhkan di dalam acara PIN PMKNU seorang kader militan. Tapi kami lebih butuh lagi mereka yang punya akhlakul karimah di tengah masyarakat,” tegas Pengasuh Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya, Jawa Timur itu.
Selain itu, Wakil Ketua Umum PBNU H Nusron Wahid melaporkan, PIN PMKNU angkatan pertama ini diikuti oleh 65 peserta yang terdiri dari jajaran PBNU, mulai dari Mustasyar, Rais Syuriyah, Katib Syuriyah, dan A’wan.
Sementara jajaran Tanfidziyah diikuti oleh peserta dari unsur Wakil Ketua Umum, Ketua, Wasekjen, Bendahara hingga unsur lembaga-lembaga, baik ketua maupun anggota lembaga.
“Ditambah dengan beberapa peserta dari instruktur PD-PKPNU dan instruktur MKNU yang sudah saatnya memang akan dinaikkan kelas. Dari instruktur pendidikan dasar menjadi instruktur pendidikan menengah,” ungkap Nusron.
Agenda Pengarahan Rais Aam PBNU
Sejak Rabu 24 Agustus 2022, seluruh peserta akan mengikuti agenda pengarahan dari Wakil Rais ‘Aam PBNU KH Afifuddin Muhajir untuk pendalaman materi Ahlussunnah Wal Jamaah, kemudian materi tentang NU abad kedua dan tantangannya Rais Syuriyah PBNU Prof M Nuh. Demikian dikutip dari laman nu.or.id.
Setelah itu, peserta diwajibkan untuk mengikuti agenda pertemuan Kiai Miftach dan Habib Ali Zainal Abidin Al Jufri dari Mesir. Kemudian, seluruh peserta akan berangkat menuju Sentul, Bogor, Jawa Barat. Hari terakhir, Sabtu, agenda penutupan dan penyematan instruktur nasional oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
Advertisement