Ungkap Polisi Jujur, Humor Gus Dur Akhirnya Bikin Geger
Humor itu punya wilayah. Humor seorang awak ludruk hanya dipahami kalangan rakyat bawah di daerah Surabaya dan sekitarnya. Berbeda punya pemahaman humor di kalangan rakyat Betawi dan sekitarnya.
Humor-humor itulah yang menjadi khazanah joke KH Abdurrahman Wahid dalam menyampaikan pesan-pesan kebaikan dan pesan politiknya.
Di Indonesia sudah maklum bila aparat penegak hukum seperti polisi mudah disuap. Laksana kentut di masyarakat, baunya terasa tapi sulit dibuktikan seseorang pelakunya. Karena sifatnya yang jamak, sudah menjadi rahasia umum.
Maka, suatu ketika Gus Dur ditanya tentang hal ihwal polisi dalam pandangannya?
"Ya, polisi yang tidak disuap itu ada tiga," kata Gus Dur.
Siapa, Gus?
"Hanya ada tiga polisi jujur di Indonesia: patung polisi, polisi tidur, dan Jenderal Hoegeng.”
Demikian inilah yang justru menjadi geger di masyarakat Maluku Utara. Suatu unggahan warga bernama Ismail Ahmad di Facebook. Karena mengutip lelucon Gus Dur, "Polisi Jujur Kini Bisa Membuatmu Dipanggil Kepolisian". Status Facebook tersebut dibuat, pada Jumat 12 Juni 2020, sekisar jam 11.00 WITA.
Polres Kepulauan Sula, Maluku Utara sempat mengklaim ingin mengetahui maksud warga bernama Ismail Ahmad itu, mengunggah kutipan kesohor soal "tiga jenis polisi jujur" di Facebook.
Begini kronologinya:
Alur kejadian sebenarnya berawal dari Ismail yang mengutip laman resmi Nahdlatul Ulama (NU), yang tidak lain adalah salah satu ormas Islam terbesar di Indonesia dan pernah dipimpin Presiden ke-4 Indonesia, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Lelucon tersebut diungkapkan Gus Dur kala berbincang dengan Muhammad AS Hikam tahun 2008.
Kala itu, Gus Dur pernah melontarkan pernyataan tersebut untuk menjawab pertanyaan AS Hikam soal kenapa banyak terdapat praktik korupsi di berbagai institusi negara, termasuk Polri.
Ismail sendiri tertarik dengan pernyataan itu. Menurut Ismail, itu lucu dan menginspirasi. Ia juga pernah membaca kiprah Jenderal Hoegeng Imam Santoso yang dikenal sebagai polisi anti korupsi dan hidup tanpa bermewah-mewahan. Hoegeng merupakan Kapolri ke-5 yang menjabat pada tahun 1968-1971.
Tanpa pikir panjang, Ismail langsung mengunggah status "tiga polisi jujur" di Facebook. Namun ,unggahan Ismail dipermasalahkan.
Seorang pejabat teras Kabupaten Kepulauan Sula menghubungi dan memintanya segera menghapus status itu. Ismail menuruti meski mengaku tak ada niat melecehkan Polri.
Dia pikir masalah selesai, tapi ternyata tidak. Sekisar pukul 14.00, tiga orang polisi tanpa berseragam mendatangi rumah Ismail. Mereka tidak membawa surat dan langsung membawanya ke Polres Kabupaten Kepulauan Sula.
Ismail diperbolehkan pulang pukul 17.00 WITA. Tapi, setengah jam berselang, dia kembali dipanggil ke kantor polisi. Kali ini ia diperiksa oleh penyelidik dan keterangannya dimasukkan ke dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
Pemeriksaan baru selesai pukul 21.00 WITA. Ismail diminta untuk menyampaikan permintaan maaf kepada Polri melalui konferensi pers, Selasa 16 Juni 2020 lalu. Ia menyanggupi permintaan itu karena ia memang tak ingin ada pihak yang tersinggung atas statusnya.
Ya, itulah efek dari humor karena punya wilayah. Maksudnya sebagai bentuk kritik secara halus, malah menjadikan persoalan tersendiri. Mereka itulah yang kehilangan rasa humor.
Advertisement