Ungkap Pengaruh Puasa bagi Kesehatan, Tabuh Maghrib PWNU Jatim
Seri program Tabuh Maghrib yang digelar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim terus berlanjut. Kali ini, kegiatan tersebut mengusung tema ‘Puasa dan Literasi Kesehatan’ dengan menghadirkan narasumber dari Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Jatim. Agenda tersebut dipusatkan Aula KH Bisri Syansuri, lantai 1, Gedung PWNU Jatim, Kamis (14 Maret 2024).
Dr dr Abdullah Machin, pengurus Bidang Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Kesehatan LKNU PWNU Jatim, menyampaikan adanya puasa, termasuk puasa sunnah, akan menunjang kesehatan dalam tubuh. Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah SAW, bahwa berpuasalah maka engkau akan sehat.
“Hadits tersebut telah disampaikan lebih 14 abad yang lalu. Dan baru akhir-akhir ini dengan kemajuan penelitian di bidang kesehatan, banyak bukti bahwa memang puasa itu menyehatkan,” ujar dr Machin.
Ia menambahkan, melalui puasa sel-sel tubuh yang kurang baik akan mengalami regenerasi, berganti dengan sel baru yang lebih sehat.
Puasa Menyehatkan
“Dengan berpuasa sel-sel yang ada di tubuh kita yang mengalami gangguan dan berpotensi mengganggu sel-sel lain yang masih hidup akan mengalami regenerasi dengan baik,” terangnya.
Dirinya menyebutkan, Rasulullah melarang umat Islam berpuasa berkepanjangan, yakni selama 24 jam. Hal itu karena akan menimbulkan stres bagi tubuh. Makanya, berpuasa hanya dilakukan mulai terbit fajar hingga terbenam matahari agar stres dapat dikelola dengan baik atau optimal.
“Dan, salah satu cara agar stres optimal dalam tubuh ialah dengan cara berpuasa,” kata dr Machin.
Machin menyampaikan, dengan berpuasa juga akan menambah kekuatan fungsi otak. Makanya, dalam tradisi pesantren, salah satu tirakat yang dilakukan santri ialah dengan berpuasa.
“Sebab, dengan berpuasa aliran darah lebih bagus dan penyerapan terhadap ilmu akan semakin bagus. Artinya, dengan alirah darah yang bagus akan menambah fungsi otak,” tuturnya.
Sementara itu, dr Ahmad Firdaus Sani, narasumber lain yang juga pengurus LKNU PWNU Jatim, mengatakan bahwa puasa merupakan salah satu bentuk hormesis. Menurutnya, dengan puasa akan mengurangi daya makanan sehingga dapat menyehatkan tubuh.
“Karena justru bila berlebihan tidak bagus. Kita akan semakin sehat dengan berpuasa karena makan yang teratur,” ungkapnya.
Dengan berpuasa juga dapat meringankan penyakit stroke. Menurutnya, seseorang yang sebelumnya rutin berpuasa bila terkena stroke, maka penyakit strokenya lebih ringan. Sehingga memiliki kemungkinan sembuh yang lebih besar daripada orang yang jarang berpuasa.
“Makanya, bagi pasien stroke ringan dokter akan memperbolehkan mereka untuk berpuasa, karena dengan berpuasa justru akan memperbaiki hingga menyembuhkan penyakit yang diidapnya,” katanya.
Tak cukup itu, berpuasa sama halnya dengan intermittent fasting (pembatasan waktu) dalam sebuah metode diet. Bahkan, menurutnya metode diet sebenarnya meniru gaya berpuasa, yakni makan teratur.
“Puasa Ramadhan itu lebih bagus dari intermittent fasting, karena jika jadwal makan itu teratur maka hormon-hormon dalam mencerna makanan nanti keluarnya juga akan teratur, sehingga akan terhindar dari penyakit seperti diabetes dan lainnya,” pungkasnya.
Diketahui, kegiatan tersebut disiarkan langsung melalui kanal YouTube TV9. Tabuh Maghrib digelar selama empat hari dalam sepekan di bulan Ramadhan, mulai Selasa hingga Jumat. Adapun tema yang dibahas meliputi keagamaan, pendidikan, kesejahteraan warga, serta tema khusus perempuan, milenial, dan seni-budaya.