Ungkap Kiai Tolchah di Mata Umat, Ini Ide Akademisi UNIRA Malang
Prof Dr KH Muhammad Tolchah Hasan, figur tokoh pesantren yang telah menjejakkan perjuangannya bagi Indonesia. Mantan Menteri Agama dan tokoh NU ini, menjadi figur teladan dalam jagat intelektual pesantren setelah Gus Dur.
Untuk itu, Tim dosen dari Universitas Islam Raden Rahmat (UNIRA) Malang, sedang menyiapkan penulisan buku biografi Kiai Tolchah Hasan. Dalam penulisan buku ini, mengundang santri-santri, profesor, dosen, aktivis dan tokoh publik yang punya hubungan khusus atau kenangan dengan Kiai Tolchah, almaghfurlah. Penerimaan naskah mulai 25 Juli hingga 10 September 2019.
Rektor UNIRA Malang, Hasan Abadi mengungkapkan bahwa tim penulisan buku biografi Kiai Tolchah sudah dibentuk dan bekerja sejak pertengahan Juli 2019.
"Kami ingin agar pemikiran, sikap dan teladan dari KH Tolchah Hasan tidak lenyap ditelan zaman. Untuk itu, kami mengundang semua pihak dari pelbagai latar belakang profesi, terutama yang pernah punya persentuhan dan kenangan dengan almarhum Kiai Tolchah, untuk menulis refleksinya," kata Hasan Abadi dalam keterangan tertulisnya, Selasa 30 Juli 2019.
"Kami ingin agar pemikiran, sikap dan teladan dari KH Tolchah Hasan tidak lenyap ditelan zaman. Untuk itu, kami mengundang semua pihak dari pelbagai latar belakang profesi, terutama yang pernah punya persentuhan dan kenangan dengan almarhum Kiai Tolchah, untuk menulis refleksinya," kata Hasan Abadi.
Lebih lanjut, Hasan menjelaskan, murid-murid dan santri Kiai Tolchah yang telah tersebar di pelbagai penjuru, pasti punya kenangan tersendiri.
"Saya merupakan satu di antara santri Kiai Tolchah, merasakan betul bagaimana cara beliau mendidik. Beliau bukan hanya kiai dan akademisi, namun juga pengkader yang konsisten dengan prinsip yang tegas," tutur Hasan.
Kiai Tolchah lahir di Tuban, Jawa Timur pada 10 Oktober 1936, merupakan tokoh penting dalam khazanah intelektual pesantren, yang pernah menjadi Menteri Agama pada era kepemimpinan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Selain itu, Kiai Tolchah tercatat menjadi Guru Besar bidang Ilmu Pendidikan Islam sejak 2006. Kiai kharismatik dan pejuang pendidikan-pergerakan ini wafat pada 29 Mei 2019 lalu.
Kiai Tolchah Hasan pernah menjadi Rektor Universitas Islam Malang (Unisma) pada 1989-1998, serta menjadi inisiator berdirinya Universitas Islam Raden Rahmat Malang (UNIRA). Selain itu, Kiai Tolchah juga pernah menjadi Wakil Rais 'Aam PBNU, mendampingi KH Sahal Mahfudh.
Hasan Abadi mengungkapkan, tim editor untuk penulisan buku biografi, terdiri dari beberapa nama akademisi, yakni Munawir Aziz (PCINU United Kingdom), KH. Imron Rosyadi Hamid (PCINU Tiongkok), Dimas Iqbal Romadhon (PCINU Amerika Serikat), dan Faisol Fatawi (UIN Maulana Malik Ibrahim Malang).
Skema Penulisan untuk undangan menulis biografi KH Tolchah Hasan, berikut ini:
1. Tulisan berupa artikel yang berisi kisah-kisah pengajaran, keteladanan, serta pengalaman berinteraksi dengan KH Tolchah Hasan, dari kolega, mahasiswa dan santri-santri.
2. Artikel reflektif ditulis dalam bahasa Indonesia sepanjang 1000-1500 kata.
3. Penerimaan naskah pada 25 Juli-10 September 2019.
4. Naskah beserta biodata ringkas penulis, dikirimkan ke email: nulis.uniramalang@gmail.com
5. Naskah-naskah yang masuk, akan direview untuk penyusunan buku Biografi Keteladanan KH Tolchah Hasan.
6. Sebagian naskah-naskah yang masuk, akan ditayangkan secara berkala melalui situs NU Online, Times Indonesia, dan Tasamuh.id sesuai dengan kebijakan masing-masing dewan redaksi.
7. Naskah-naskah yang masuk akan diterbitkan menjadi buku dengan sistem seleksi, kurasi dan editorial, yang akan diluncurkan pada akhir 2019. (*)