Ungkap Asal-usul COVID-19, WHO: Perlu Perkuat Kolaborasi
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan pada hari Sabtu 5 Februari 2022 bahwa dia telah berdiskusi dengan Perdana Menteri China Li Keqiang tentang perlunya kolaborasi lebih kuat mengenai asal usul COVID-19.
Tedros Adhanom Ghebreyesus sebelumnya mendesak China untuk lebih terbuka dengan data dan informasi terkait asal usul virus tersebut.
"Senang bertemu dengan Perdana Menteri Li Keqiang," cuit Tedros. "Kami membahas COVID-19 dan perlunya upaya agresif VaccinEquity tahun ini untuk memvaksinasi 70% dari semua populasi," katanya, merujuk pada kampanye WHO untuk akses vaksin yang adil ke seluruh dunia.
“Kami juga membahas perlunya kolaborasi yang lebih kuat tentang asal-usul virus COVID-19, yang berakar pada sains dan bukti,” tambahnya, seperti dikutip Reuters, Minggu 6 Februari 2022.
Kelompok Penasihat Ilmiah
WHO tahun lalu membentuk Kelompok Penasihat Ilmiah tentang Asal Usul Patogen Novel (SAGO) dan meminta Cina menyediakan data mentah untuk membantu penyelidikan terbaru. Cina menolak, mengutip aturan privasi pasien.
China secara konsisten membantah tuduhan bahwa virus itu bocor dari laboratorium spesialis di kota Wuhan, tempat COVID-19 pertama kali diidentifikasi pada akhir 2019.
Satu studi bersama Cina dan WHO yang diterbitkan tahun lalu mengesampingkan teori bahwa COVID-19 berasal dari laboratorium, dengan mengatakan bahwa hipotesis yang paling mungkin adalah bahwa virus itu menginfeksi manusia secara alami, mungkin melalui perdagangan satwa liar.
November lalu, Cina mengatakan bahwa laporan intelijen AS yang tidak diklasifikasikan yang mengatakan masuk akal bahwa pandemi itu berasal dari laboratorium adalah tidak ilmiah dan tidak memiliki kredibilitas.