Unesco Gembleng Puluhan Anak Muda Jadi Pejuang Iklim
Anak-anak muda memiliki resiko lebih besar dari dampak perubahan iklim di masa depan. Oleh karena itu, kalangan muda harus melakukan sesuatu untuk menyelamatkan masa depan mereka. Anak muda bisa berperan menyelesaikan masalah perubahan iklim. Salah satu caranya dengan mendapatkan pengetahuan yang komprehensif dan menyebarkannya ke generasi mereka.
Untuk itu Unesco bekerjasama dengan The Climate Reality Project Indonesia (TCRPI) mengadakan “Youth Leadership Camp for Climate Crisis 2020”. Kegiatan ini digelar di Banyuwangi dan Taman Nasional Baluran, Situbondo mulai Jumat, 24 Januari 2020 hingga Minggu, 26 Januari 2020.
"Jika kita ingin mengatasi krisis iklim dan mengamankan masa depan yang berkelanjutan untuk semua, kita harus memastikan bahwa suara pemuda terdengar," kata Senior Program Specialist Unesco, Hans Dencker Thulstrup.
Kegiatan ini diikuti 50 peserta dari seluruh Indonesia. Selama pelatihan, mereka akan bertukar gagasan dan pengetahuan dan mendapat kesempatan memperkuat keterampilan komunikasi mereka. Ke depan para anak muda ini akan mempraktikkan keterampilan yang diperoleh dalam pelatihan ini.
"Kami menantikan untuk melihat bagaimana akan mereka membuat perbedaan di komunitas mereka, di seluruh negeri dan juga untuk dunia,” papar Hans Dencker Thulstrup.
Perwakilan The Climate Reality Project Indonesia, Lia Zakiyyah, menyatakan kegiatan ini bertujuan untuk membekali anak-anak muda tentang perubahan iklim. Mereka juga diberi edukasi berkaitan dengan gaya hidup yang harus dilakukan agar lebih rendah karbon serta melatih keterampilan komunikasi untuk mendukung aksi pengendalian perubahan iklim.
Dia menambahkan, sejumlah ilmuwan menyebut ancaman perubahan iklim atau krisis akan semakin nyata dirasakan di berbagai bidang, makin banyak bencana. Masa depan pemuda pun terancam.
"Oleh karena itu, acara peningkatan kapasitas pemuda seperti ini penting untuk membekali mereka dengan pengetahuan, informasi dan keahlian untuk menghadapi dampak negatif. Serta berusaha untuk menginspirasi pemuda lainnya agar ikut dalam aksi pengendalian perubahan iklim,” terangnya.
Setelah pelatihan, peserta akan dikukuhkan menjadi Pejuang Iklim dan diwajibkan untuk menerapkan aksi pengendalian perubahan iklim secara langsung di lingkungan sekitarnya, terutama melalui kampanye dari akun media sosial mereka. Peserta terbaik dengan tingkat komitmen dan mampu membuat dampak tertinggi akan berkesempatan untuk mengikuti International’s Youth Forum tahun ini.
Dalam mendukung kegiatan ini, Unesco memiliki dua cara global untuk melindungi situs alam dan menangani masalah lingkungan. Yaitu melalui Program Man and the Biosphere (MAB) dengan Jaringan Cagar Biosfer Dunia, dan Konvensi Warisan Dunia.
Advertisement