Unej Kenalkan Jagung NK 212 S, Produktivitas 12 Ton per Hektare
Universitas Jember (Unej) bersama PT Syngenta Seed Indonesia melakukan demonstration plot (demo plot) jagung varietas baru, di Agrotechnopark Universitas Jember Jubung, Rabu, 13 September 2023. Jagung hasil pengembangan bioteknologi yang diberi nama NK 212 S itu diklaim mampu meningkatkan produktivitas hingga 10 persen.
Kegiatan demo plot itu merupakan satu rangkaian acara penandatanganan MoU antara Unej dengan PT Syngenta Seed Indonesia.
Marketing Head PT. Syngenta Seed Indonesia, Imam Sujono mengatakan, jagung NK 212 S merupakan varietas jagung yang tahan terhadap hama ulat penggerek batang dan toleran terhadap glisofat. Tak hanya itu, jagung NK 212 S juga mampu meningkatkan produktivitas.
Berdasarkan hasil uji coba, tanaman jagung NK 212 S mampu menghasilkan jagung sebanyak 12 ton per hektare. Produktivitas tersebut lebih tinggi 10 persen dibanding tanaman jagung konvensional.
Keuntungan lain, biaya produksi jagung NK 212 S juga murah. Ditambah proses penanaman hingga panen juga terbilang mudah. NK 212 S bisa ditanam di lahan mana pun. Karena karakternya tidak jauh berbeda dengan tanaman jagung pada umumnya.
“Keunggulannya mudah, murah, dan produktivitas meningkat. Hasil uji coba kita, satu hektare lahan yang biasanya menghasilkan 11 ton dengan jagung konvensional, maka akan meningkat menjadi 12 ton jika menggunakan NK 212 S,” terang Sujono.
Meski demikian, benih NK 212 S saat ini belum dipasarkan. Sejak benihnya dilepas oleh pemerintah pada tanggal 6 Maret 2023 lalu, NK 212 S hingga saat ini masih proses sosialisasi.
PT Syngenta Seed Indonesia menargetkan NK 212 S mulai dipasarkan pada tahun 2024 mendatang.
“Benih ini sudah mendapatkan ijin untuk diedarkan ke pasaran semenjak 6 Maret 2023 lalu. Rencananya benih jagung NK 212 S mulai dipasarkan tahun depan,” pungkas pria yang merupakan alumnus Fakultas Pertanian Universitas Jember itu.
Sementara itu, Rektor Unej, Iwan Taruna berharap adanya demplot benih jagung NK 212 S di Agrotechnopark Jubung bisa dimanfaatkan sebagai wahana belajar dan konsultasi oleh petani Jember agar tidak ketinggalan informasi dan teknologi terkini. Selain itu juga bisa menjadi playing ground bagi dosen dan mahasiswa.
Ke depannya, pusat penelitian di Universitas Jember tidak sebatas pada varietas tanaman jagung, tetapi juga ke bidang yang lain. Sebelumnya, peneliti Unej sudah berhasil mengembangkan tanaman tebu tahan kekeringan.
“Launching produk bioteknologi seperti tidak harus melalui proses panjang, tidak sembarangan. Kita pernah me-launching produk malah mendapat teguran dari Komisi Hayati. Seperti tanaman tebu hasil penelitian Unej saat ini masih proses pemanenan di lapangan,” pungkasnya.