Unej Dorong Pengembangan Bioteknologi Pertanian
Universitas Jember terus mendorong pengembangan bioteknologi di bidang pertanian. Perkembangan bioteknologi berpotensi besar menjadi salah satu solusi atas permasalahan dunia pertanian di Indonesia.
Selain gencar melakukan penelitian rekayasa genetika, Unej juga membangun kerja sama dengan berbagai perusahaan. Kali ini, Unej membangun kerja sama dengan PT. Syngenta Seed Indonesia.
Proses penandatanganan kerja sama (MoU) digelar di Gedung Auditorium Kampus Tegal Boto, pada Selasa, 12 September 2023 sore. Kegiatan tersebut juga diisi seminar Bioteknologi solusi pertanian Indonesia dengan tema Adopsi Bioteknologi untuk Akselerasi Ketahanan Pangan.
Salah satu pemateri yang hadir dalam seminar itu adalah Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Timur, Sumrambah. Pria yang juga Wakil Bupati Jombang itu dalam materinya menyampaikan, perkembangan bioteknologi saat ini telah terbukti mampu meningkatkan produktivitas pertanian, bahkan penerapannya sudah menyebar ke bidang lain seperti kesehatan.
Bioteknologi merupakan solusi atas permasalahan pertanian di Indonesia, seperti modal sosial petani yang semakin tergerus. Petani Indonesia saat ini mulai cenderung menunjukkan sifat individualistis, sehingga semangat gotong royong mulai ditinggalkan.
Belum lagi persoalan terkait akses informasi dan pembiayaan yang masih membutuhkan perhatian pemerintah.
Selain itu, perubahan iklim, menyusutnya lahan pertanian, serangan penyakit dan hama juga mengancam produktivitas pertanian. Padahal jumlah penduduk Indonesia makin bertambah, sehingga kebutuhan pangan terus meningkat.
Persoalan lain adalah lambatnya regenerasi petani berjalan. KTNA mencatat mayoritas petani Indonesia berusia 50 tahun ke atas. Artinya kemampuan menerima, mengadopsi dan mengaplikasikan teknologi baru termasuk bioteknologi jauh berkurang.
“Saya berharap mahasiswa pertanian kita mau menjadi petani. Anak petani tidak malu meneruskan profesi orang tuanya. Tentu saja petani modern yang menguasai teknologi termasuk bioteknologi. Agar terus muncul petani-petani muda Indonesia,” harapnya.
Sementara itu, peneliti dari Universitas Jember, Prof. Bambang Sugiharto mengatakan, penelitian pengembangan bioteknologi oleh peneliti Unej sudah banyak dilakukan. Salah satu produk penelitian itu adalah tebu toleran kering.
Varietas yang berhasil dikembangkan oleh Bambang Sugiharto itu kini telah dibudidayakan oleh para petani di bawah pembinaan PTPN XI.
Varietas tebu toleran kering hasil pengembangan Bambang Sugiharto itu memiliki keunggulan toleran kering, pertumbuhannya lebih cepat, jumlah batang per juring lebih banyak dan produktivitasnya lebih tinggi dibandingkan tebu varietas lainnya.
Selain itu, peneliti Universitas Jember sudah banyak meneliti dan mengembangkan bioteknologi di bidang pertanian dan kesehatan. Bioteknologi memungkinkan peneliti membuat solusi bagi banyak problem. Misalnya padi dengan vitamin A, tomat yang memiliki cita rasa lebih manis dan produk lainnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT. Syngenta Seed Indonesia, Suwarno mengatakan, kerja sama dengan Unej dalam upaya mengembangkan varietas tanaman jagung. Saat ini sudah ada varietas jagung NK.
NK merupakan varietas jagung hasil pengembangan benih jagung tahan hama ulat pengerek batang. Hari ini, Rabu, 13 September 2023 tim dari PT. Syngenta Seed Indonesia akan meninjau varietas NK yang telah ditanam di Agrotechnopark Universitas Jember di Jubung, Kecamatan Sukorambi, Jember.
“Kami mengajak petani melihat dari dekat jagung varietas NK yang telah ditanam di Agrotechnopark Universitas Jember di Jubung. Dengan varietas NK yang baru yang tahan hama ulat penggerek batang ini maka petani dapat meminimalkan biaya untuk perawatan tanaman jagungnya,” kata Suwarno.
Penguatan Rekayasa Genetika
Secara terpisah, Ketua Panitia penyelenggara seminar dan MoU pengembangan bioteknologi, Tri Handoko menyampaikan, penandatanganan MoU ini merupakan implementasi Tri Dharma perguruan tinggi dalam bidang penelitian dan pengabdian masyarakat.
Kerja sama Unej dengan berbagai lembaga lain dalam bidang bioteknologi sebagai upaya penguatan rekayasa genetika pada tanaman pangan maupun sayuran. Sebab, Unej merupakan perguruan tinggi yang memiliki SDM andal di bidang bioteknologi.
Selain itu, Unej menjadi salah satu perguruan tinggi yang memiliki fasilitas penelitian bioteknologi dan laboratorium terbatas yang bisa dipakai dalam penelitian rekayasa genetika. Dengan fasilitas yang cukup memadai itu, Unej bisa melakukan pengujian terbatas.
Sampai saat ini, Unej telah banyak berkontribusi dalam bidang rekayasa genetika. Pada tahun 2016 lalu, peneliti Unej melakukan kerja sama dengan PTPN XII terkait budi daya tebu tahan kekeringan.
Bahkan saat ini, peneliti Unej sedang mengembangkan tanaman padi tahan kekeringan. Termasuk juga tanaman padi dengan kandungan protein anti hipertensi.
Hasil pengembangan bioteknologi oleh peneliti Unej juga varietas tanaman tebu tinggi rendemen. Unej mengembangkan varietas tebu itu bekerja sama dengan perusahaan tebu terbesar di Pulau Jawa.
“Tebu rendemen tinggi masih uji keamanan hayati dan uji efikasi dan uji pelepasan varietas. Kita bekerja sama dengan Perusahaan tebu terbesar di Jawa,” katanya.
Sementara untuk varietas jagung seperti yang diinginkan PT. Syngenta Seed Indonesia hingga saat ini masih belum. Unej akan mendiskusikan tersebut secara lebih lanjut.
Handoko mengajak masyarakat ikut berpartisipasi dalam upaya pengembangan bioteknologi. Sebab, hanya dengan bioteknologi, tanaman produktivitas tinggi dapat diwujudkan.
Dengan bioteknologi, sangat memungkinkan pengembangan tanaman dengan tingkat ketergantungan pupuk yang rendah. Sehingga bisa menjadi solusi di Tengah kelangkaan pupuk yang dirasakan petani saat ini.
Saat ini, lanjut Handoko, peneliti Unej sedang mengisolasi bakteri penyedia pupuk. Peneliti mengambil bakteri tersebut dari tanaman tertentu atau lahan yang sangat marginal.
Isolasi bakteri itu bertujuan untuk membentuk pasukan bakteri dan kembali melepasnya kembali ke alam.
“Kita sudah ada peneliti tahun ini yang mengisolasi bakteri penyedia pupuk. Bakteri itu diambil bakteri dari tanaman tertentu atau daerah yang memiliki kondisi lahan sangat marginal. Kita kembalikan lagi setelah proses isolasi,” pungkasnya.
Kerja sama antara kalangan swasta dengan perguruan tinggi juga disambut baik oleh Kementerian Pertanian melalui Pengawas Benih Madya Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Happy Suryati.
Suryati berharap inovasi baru bioteknologi, khususnya pada varietas jagung akan memastikan target produksi 30 juta ton jagung di tahun 2023 dapat terpenuhi.
Advertisement