Unduh Petirtaan Jolotundo, Penyatuan 33 Mata Air Penanggungan
Sejumlah warga mengikuti kirab tradisi unduh Petirtan Jolotundo di Desa Seloliman, Trawas, Kabupaten Mojokerto.
Unduh Petirtaan Jolotundo diawali dengan pengambilan air di 33 sumber mata air empat penjuru Gunung Penanggungan. Selanjutnya dikumpulkan menjadi satu di Jolotundo sebagai bentuk wujud syukur dan menjaga kelestarian sumber air.
Sumber mata air ini kemudian dilakukan prosesi arak-arakan. Sumber mata air ini dicampurkan untuk kemudian didoakan secara tradisi dan lintas agama.
Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati didampingi Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto serta sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Mojokerto pun ikut hadir dan mengikuti prosesi agenda yang diadakan Dinas Kebudayaan, Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Kabupaten Mojokerto.
Hadir dengan mengenakan pakaian adat bernuansa hitam, Bupati Ikfina bersama rombongan lebih dulu mengikuti prosesi unduh-unduh patirtan di situs Patirtan Jolotundo, Senin 24 Juli 2023 kemarin.
Bupati Ikfina dan Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto pun menyaksikan prosesi para sesepuh setempat saat mengambil air dari situs Patirtan Jolotundo. Selanjutnya, air yang sudah diambil dibawa menuju lapangan Seloliman untuk prosesi manunggaling patirtan.
Pada kesempatan ini, Bupati Ikfina menyampaikan sedikit ulasan terkait situs Patirtan Jolotundo. “Kabupaten Mojokerto bersyukur memiliki peninggalan sejarah. Tidak hanya dari masa kerajaan Majapahit, tapi juga dari masa kerajaan Kahuripan. Patirtan Jolotundo ini merupakan peninggalan kerajaan Kahuripan di masa Raja Airlangga,” ungkapnya.
Situs Patirtan Jolotundo ini pun sangat istimewa, Bupati Ikfina menjelaskan, kualitas air di situs Patirtan Jolotundo ini merupakan air berkualitas tinggi. Maka dari itu, Bupati Ikfina mengajak seluruh masyarakat Kabupaten Mojokerto untuk terus melestarikan budaya bersejarah ini.
“Unduh-unduh Patirtan Jolotundo ini salah satu bentuk uri-uri budaya atau penanganan budaya. Uri-uri budaya ini menjadi salah satu tugas kita semua sebagai anak cucu leluhur terdahulu kita, sehingga budaya yang ditinggalkan tidak akan pernah terkikis,” tukasnya.
Bupati Ikfina berharap, kegiatan penanaman budaya ini bisa menjadi salah satu bentuk pengabdian kepada negara dan masyarakat serta bentuk penghormatan kepada para leluhur.