Underpass Bundaran Dolog-Taman Pelangi, Pemkot Surabaya Patok Anggaran Rp220 Miliar
Pemerintah Kota Surabaya akan menjalankan proyek pembangunan lainnya, yakni pembangunan underpass Bundaran Dolog atau Taman Pelangi yang akan menghabiskan biaya sampai Rp220 miliar.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya Syamsul Hariadi menjelaskan, saat ini sedang menunggu dana yang diturunkan oleh pemerintah pusat untuk memulai menjalankan proyek pada tahun 2025 mendatang.
"Kita telah membuatkan surat dan mengirimnya kepada pemerintah pusat agar proyek ini bisa dikerjakan pada tahun 2025 nanti," ucapnya, Kamis 8 Agustus 2024.
Syamsul juga mengatakan, anggaran sebesar Rp220 miliar yang diajukan pihaknya tersebut berbeda dengan angka anggaran yang akan dialokasikan pihaknya untuk membebaskan lahan warga di sekitar area proyek underpass. "Angka yang pasti dari pusat belum ada, perkiraan biaya yang telah kami hitung sekitar Rp220 miliar," paparnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kota Surabaya Irvan Wahyudrajat mengatakan, di sekitar kawasan Kampung Taman Pelangi, terdapat 22 rumah yang dihuni oleh puluhan kepala keluarga dalam 29 persil yang berdiri di kawasan itu.
Untuk membebaskan puluhan rumah di Jalan Jemur Gayungan I, RT 01 RW 03 tersebut, dirinya menjelaskan Pemkot Surabaya telah mengalokasikan anggaran dalam APBD 2024 sebesar Rp80 miliar.
"Untuk APBD (Tahun Anggaran 2024), kami selesaikan tahun ini untuk pembebasan 22 rumah, lalu untuk supporting atau penunjang kami kerjakan menggunakan dana APBD, termasuk ruang terbuka hijau, sambil menunggu dari pemerintah pusat," jelasnya.
Kabid Pengadaan Tanah dan Penyelenggaraan Prasarana Sarana Utilitas DPRKPP Surabaya Farhan Sanjaya menerangkan, berdasarkan hasil identifikasi pihaknya, terdapat 29 persil bangunan yang harus dibebaskan untuk agar proyek underpass tersebut berjalan sesuai rencana.
"Sampai hari ini, kami sudah melakukan pembebasan terhadap kurang lebih sebanyak 10 persil," ucapnya.
Farhan juga menuturkan, pihaknya akan melanjutkan pembebasan terhadap persil-persil bangunan lainnya pada pekan depan karena masih terdapat beberapa hambatan dan tantangan yang sedang diselesaikan pemerintah kota.
"Penyebabnya banyak permasalahan warga terkait gugatan kepemilikan, masalah waris, dan terkait masalah aset. Insya Allah ke depan ada dua atau tiga lagi yang kami bebaskan bulan depan," jelasnya.
Adapun target yang dipatok untuk melakukan pembebasan persil-persil bangunan tersebut harus selesai pada tahun ini tetapi Farhan menjelaskan pihaknya harus teliti dalam bekerja dan memverifikasi.
"Karena ada persil yang masih masalah jadi harus hati-hati untuk melakukan verifikasi harus memprioritaskan mana-mana dulu persil yang clean and clear," katanya.
Pembebasan rumah, lanjutnya, masyarakat terdampak telah diberikan kompensasi ganti rugi sejak awal Juni lalu. Rencananya, pada tanggal 6 Oktober mendatang akan ada satu persil lagi yang dibebaskan.
Sebelum mengosongkan rumah, Farhan juga mengklarifikasi bahwa warga diberi waktu untuk berbenah terlebih dahulu lalu menyerahkan kunci rumahnya kepada Pemkot Surabaya.
"Kami mengimbau bagi masyarakat, untuk pengosongan, setelah uang ganti rugi kami berikan kepada milik persil, sekitar dua bulan sesudah pengosongan baru kita lakukan serah terima kunci," pungkasnya.
Advertisement