Undang Ustad Maaher At-Thuwailibi Tausiah Ramadhan, Trans7 Dibully Netizen
Belum sehari berlalu, kerusuhan di Mako Brimob Depok, Selasa (08/05/2018) beragam komentar, spekulasi, hinaan, bahkan fitnah berhamburan di media sosial. Bukannya berbela sungkawa atas gugurnya sejumlah petugas, Ustadz Maaher At-Thuwalibi melalui tulisannya di Facebook tampak mendukung ISIS dan menyebut ‘Monyet Seragam Bencong’. Istilah tersebut tampaknya ditujukan kepada barisan petugas kepolisian.
Memang dia tak mengatakan secara jelas menghina polisi dan mendukung kelompok teroris. Namun, publik akan mengerti bahwa maksud tulisan statusnya ditujukkan untuk insiden yang terjadi di Mako Brimob Depok.
Tulisannya kemudian di respon oleh AKBP Kombes Pol M. Sabilul Alif, SH, SIk, MSi, Kapolresta Tangerang. Berikut redaksi kutipkan:
“Dakwah Ustad Maheer At-Thuwalibi, Metafor yang Merendahkan Kemanusiaan”
Di tengah suasana duka atas gugurnya 5 anggota Polri pada insiden di Rutan Mako Brimob, ada seorang yang bergelar ustad membuat statment, yang bagi kami cukup menyakitkan.
Melalui akun facebook Ustad Maheer At-Thuwalibi, ia menuliskan bahwa peristiwa di Rutan Mako Brimob adalah peristiwa yang menggembirakan. Gugurnya Bhayangkara seolah begitu indah seindah pagi hari saat Idul Fitri.
Dalam tulisannya, sang ustad memang banyak menggunakan ungkapan metafor. Ia menulis ‘gerombolan monyet berseragam bencong’, ‘pahlawan dari bumi lancang kuning gugur dijemput makhluk surgawi ke alam keabadian abadi’.
Namun, ragam gaya bahasa yang digunakan kiranya sangat cukup bagi publik untuk menerka kemana arah tulisan sang ustad. Ia membuat dikotomi bengis, yakni ‘pasukan berjubahkan pahlawan’ dan ‘gerombolan monyet berseragam bencong’.
Beberapa waktu lalu, sang ustad juga pernah memetaforkan polisi dengan sebutan ‘monyet berseragam cokelat’. Maka, saat ia menyebut ‘gerombolan monyet’, kiranya tak sulit menebak bahwa yang ia maksud adalah aparat kepolisian.
Tulisan itu jelas adalah bentuk glorifikasi atau pengagungan atas tindakan terorisme. Sikap seperti itulah yang makin merekahkan paham radikal dan gerakan teror di Indonesia!
Sejak Maaher At Thuwailibi dikabarkan akan mengisi kajian Ramadhan di Trans7, banyak netizen ramai-ramai mengkritik stasiun televisi tersebut karena Maaher dinilai sering mengeluarkan statement yang kontroversial.
Pada Oktober 2017 lalu, Maaher diketahui mengatan bahwa Indonesia adalah Thoghut. Thoghut atau Thaghut adalah istilah dalam agama Islam yang merujuk kepada sesuatu yang disembah atau ditaati selain Allah.
Dalam pengertian itu pun terkandung makna, bahwa jika manusia mengabaikan hukum Allah, maka hukuman terhadap mereka disebut hukum Thoghut.
Selain itu, Maaher juga menyebut polisi sebagai monyet-monyet berseragam cokelat, dan menuduh pemerintah anti Islam.
Maaher juga menyerang Ketum PBNU Kiai Said Aqil Siraj dan Ulama Tafsir Habib Quraish Shihab. Kiai Said dan Habib Quraish dituduh ahli bid’ah. Kiai Said malah disebutnya ahli bid’ah kelas kakap. (*)