UNBK SMK Berjalan Lancar Terapkan Protokol Kesehatan Corona
Pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) dan Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP) jenjang SMK berjalan lancar. UN tahun jaran 2019/2020 di beberapa provinsi secara umum dilaporkan tidak nengalami masalah yang menghambatal pelaksanaan UN.
Ujian Nasional pada jenjang SMK dilaksanakan pada 16 Maret dan akan berakhir hari ini, 19 Maret 2020, dengangan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan Teori Kejuruan.
UN hari SMK diikuti 28 propinsi dengan jumlah peserta sebanyak 729.763 siswa (47,17%) yang terbagi dalam 7.380 (53,9%) sekolah.
Sedang enam provinsi minta penundaan UN sehubungan dengan merebaknya virus corona atau Covid-19. Yaitu Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Bali, dan Provinsi Riau.
"Berdasarkan pemantauan melalui daring UN di beberapa daerah, berjalan lancar dengan menerapkan protokol kesehatan,” kata Plt. Kepala Biro Kerja Sama dan Humas Kemendikbud, Ade Erlangga Masdiana, di Jakarta, Kamis 19 Maret 2020.
Ade mengutip laporan Kepala SMKN 3 Sorong, Umar Singgih, bahwa sekolahnya menerapkan protokol yang telah ditetapkan oleh BSNP selaku panitia penyelenggara UN tingkat pusat.
“Kami juga menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan BSNP walaupun anak-anak merasa peraturan ini sedikit merepotkan, tapi kami meyakinkan mereka bahwa ini demi kesehatan mereka sendiri. Jadi anak-anak masih tetap semangat untuk melanjutkan sampai hari terakhir,” kata Umar.
Ia menjelaskan protokol yang dijalankan antara lain menyemprotkan disinfektan setiap pergantian sesi di meja, bangku dan perangkat papan ketik komputer. Mengganti jabat tangan dengan melipat tangan di dada, serta wajib mencuci tangan menggunakan sabun bagi setiap orang di sekolah.
Sementara itu, Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Mutu Pendidikan, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Didik Wardaya mengatakan bahwa pelaksanaan UN tahun ini berbeda karena adanya penyebaran Covid-19.
“Teknis pelaksanaan berbeda dengan sebelumnya karena harus ada tambahan cuci tangan, pembersihan tempat ujian, dan sebagainya,” ujarnya.
Proses belajar mengajar di jenjang SMA dan SMK tetap berjalan seperti biasa dengan menerapkan protokol kesehatan.
Advertisement