Unair Sediakan 1.600 Kuota Mahasiswa Baru Untuk Jalur Mandiri
Rektor Unair M.Nasih mengatakan, peserta harus tetap optimis meskipun tidak lolos SNMPTN karena, mereka yang mau belajar dan berniat sungguh-sungguh akan di tampung di jalur mandiri.
“Ada kesempatan. Untuk peserta yang gagal di SBMPTN dan nilainya di tengah-tengah, bisa memperbaiki nilai saat di tes mandiri,” ujarnya, Senin, 17 Juni 2019.
Jalur mandiri sendiri dirancang untuk memperbaiki SBMPTN atau yang ingin beralih jurusan. Oleh sebab itu, Unair memberi kesempatan untuk ikut tes mandiri.
"Syarat untuk mengikuti mandiri sudah mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) itu saja. Dan tes tulis yang paling utama dalam jalur mandiri," katanya.
Nasih menjamin, tidak ada perbedaan bagi mahasiswa di jalur SNMPTN dan di jalur mandiri.
“Bedanya hanya di SPP. SPP mahasiswa mandiri di UKT tertinggi SBMPTN. SPP di Unair tertinggi tidak ada yang ratusan juta, maksimal hanya 25 juta di Prodi Fakultas Kesehatan,” katanya.
Dari 5525 kuota mahasiswa yang diterima di Unair, sebesar 1.600 sampai 1.700 an calon mahasiswa diterima melalui jalur mandiri.
Ia pun menghimbau, bagi yang ingin mengikuti jalur mandiri untuk belajar dengan serius saja tak perlu mencari calo atau yang lainnya untuk lolos. Sebab, seleksi akan mengutamakan tes tulis.
"Sudah jangan percaya calo-calo, belajar saja. Tidak ada dosen atau pun yang mendapat jatah untuk meloloskan peserta semuanya murni hasil seleksi yang hanya melibatkan pihak-pihak tertentu yang berintegritas," katanya.
Di tahun ini, lanjut Nasih, Unair merasa bersyukur karena pendaftaran sudah melampaui lima kali lipat dari daya tampung. "Jalur mandiri juga melebihi daya tampung dan kami optimis Unair bisa berjalan lebih lancar,” katanya.
Menurutnya, pemerataan pendidikan yang dilakukan oleh kementerian akan berjalan lebih baik pada mahasiswanya. Karena mahasiswa lebih selektif dalam memilih perguruan tinggi maupun bidang studi.
Di Unair, jurusan dengan peminat tertinggi masih ditempati Fakultas Kedokteran, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Ilmu Sosial, Managemen, hingga Akuntansi.
"Karena profesi-profesi seperti ini yang banyak dibutuhkan masyarakat, jadi peminatnya masih tinggi," katanya. (pts)