Unair Kembangkan Jamu Herbal Fermentasi Bawang untuk Lansia
Tim peneliti Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (FKM Unair) bekerja sama dengan Rumah Inovasi Natura berhasil mengembangkan formula fermented garlic. Jamu dari bawang ini dibuat untuk menambah imunitas terutama pada lansia guna membentengi diri dari dampak Covid-19, selain vaksinasi.
Wizara Salisa salah satu tim peneliti mengatakan, fermented garlic ini memiliki karakteristik berbeda dari yang ada di pasaran. "Fermented garlic ini menggunakan bawang putih (Allium sativum L) yang telah digunakan di seluruh dunia sebagai obat tradisional selama lebih dari 4000 tahun untuk mengobati berbagai penyakit," ungkap Wizara.
Ia menjelaskan, fermented garlic telah dibuktikan memiliki potensial aktivitas biologis empat hingga delapan kali lipat dibandingkan bawang putih tunggal. Fermented garlic juga dilaporkan lebih kaya akan antioksidan.
Pada dasarnya kandungan senyawa antioksidan dalam fermented garlic lebih stabil dibandingkan bawang putih yaitu S-allyl Cysteine (SAC). Fermented garlic memiliki berbagai manfaat terutama bagi kesehatan, di antaranya mengurangi gula darah, menurunkan kolesterol, menstabilkan tekanan darah, serta mencegah kanker.
"Selain itu, teksturnya yang kenyal dengan rasa campuran antara manis, asam, dan sedikit pahit, fermented garlic sangat cocok dikonsumsi untuk lansia yang fungsi penelanannya mulai berkurang (dispepsia) sehingga memberikan jaminan keamanan saat mengonsumsinya," jelasnya.
Proses Pembuatan
Proses pembuatan fermented garlic ini, cukup mudah ujar Wizara, diawali dengan menyortir bawang putih tunggal yang berkualitas, kemudian menyusun alat-alat yang digunakan dalam magic com yang telah disediakan, yang terdiri dari tisu kertas dan alas bambu. Selanjutnya proses fermentasi.
“Bawang putih tunggal yang telah disusun dalam magic com difermentasi dengan menyalakan magic com dalam kondisi warm. Fermentasi dilakukan selama beberapa hari, setiap harinya harus dilakukan pemantauan bawang terkait suhunya yaitu suhu hangat yang merupakan suhu optimal fermentasi bawang," ujar Wizara.
Tambahnya, proses fermentasi dilakukan hingga bawang putih tunggal berubah warna menjadi hitam dan memiliki tekstur dan rasa yang sesuai.
Melakukan Pengujian
Bagi tim peneliti, ujarnya, dalam proses pembuatan fermented garlic, perumusan formula terbaik menjadi fokus utama. Untuk mendapatkan formula terbaik, tim peneliti telah melakukan berbagai uji coba pengembangan produk yang meliputi teknik pengolahan, suhu, maupun lama proses fermentasi.
Selain itu dilakukan pula uji organoleptik untuk menentukan formula terbaik yang disukai oleh masyarakat, khususnya orang dewasa dan lansia. Pada uji organpleptik ini disiapkan beberapa formula fermented garlic dengan perbedaan masa (jumlah hari) fermentasi.
“Hasilnya, formula yang paling disukai oleh lansia adalah formula kedua yaitu bawang putih yang difermentasi selama beberapa hari. Karakteristik rasa di antaranya yaitu rasa enak dengan kombinasi rasa manis dan asam yang pas, serta tekstur yang kenyal,” paparnya.
Wizara dan timnya berharap, pengembangan fermented garlic ini menjadi berbagai produk yang disukai oleh lansia. "Juga dapat memenuhi kebutuhan lansia dan sesuai dengan kondisi fisiologisnya. Selain meningkatkan daya terima yang baik dari segi rasa yang enak, fermented garlic ini juga baik untuk kesehatan lansia," tutupnya.
Advertisement