UN Dihapus, Buya Syafii: Ini Bukan Gojek, Kaji Ulang!
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Maarif menentang rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim yang akan menghapus Ujian Nasional (UN). Menurut Buya, mengelola pendidikan berbeda dengan mengelola perusahaan startup.
"Ini bukan Gojek, ini pendidikan. Dikaji ulang secara mendalam melibatkan pakar pendidikan yang mengerti betul-betul ini," kata Buya Syafii, Kamis, 12 Desember 2019.
Menurut Buya, di beberapa negara, UN tetap digunakan untuk menjaga standar mutu pendidikan. Karenanya, menghapus UN harus digaji secara mendalam bukan serampangan begitu saja diputuskan.
"Harus hati-hati, tidak segampang itu. Harus dikaji segala perspektif. Di sejumlah negara ujian nasional tetap ada untuk menjaga mutu pendidikan," kata Buya.
Jika UN dihapus, dikawatirkan malah akan menurunkan semangat belajar para peserta didik. Belajar dengan rajin dan sungguh-sungguh sejatinya adalah semangat dari pendidikan itu sendiri.
Karenanya, menghapus UN sekali lagi harus dilakukan dengan melibatkan banyak pihak dan tidak bisa diputuskan dengan tergesa-gesa.
Sebelumnya, Nadiem Makarim mengumumkan bahwa UN tahun 2020 merupakan UN terakhir. Selanjutnya mulai tahun 2021, UN tidak lagi diperlukan dan diganti dengan asesmen kompetensi dan survei karakter miliputi yang meliputi literasi atau kemampuan bernalar menggunakan bahasa; kemudian numerasi atau kemampuan bernalar menggunakan matematika; serta karakter untuk mengetahui potensi gotong royong, kebhinekaan dan lainnya.
Advertisement