Masker Batik Banyuwangi Laris di Tengah Covid-19
Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Banyuwangi memproduksi masker berbahan batik. Sebelumnya pengusaha UMKM ini memproduksi pakaian jadi dari batik. Alhasil masker dari batik ini laris manis di pasaran.
"Alhamdulillah pesanan masker dari batik ini cukup banyak. Tidak hanya dari wilayah Banyuwangi saja, tapi juga dari kabupaten lain seperti Kediri," kata salah seorang pemilik UMKM, Frendi Arifudin, 40 tahun, warga Dusun Krajan, Desa Pakistaji, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Kamis, 2 April 2020.
Sudah sekitar dua pekan ini Frendi beralih produksi dari pakaian jadi berbahan batik ke masker berbahan batik. Dia memilih tetap menggunakan batik untuk masker yang diproduksinya.
"Saya memanfaatkan barang yang ada. Kebetulan selama ini memang memproduksi batik," jelasnya.
Dalam sehari, menurut Frendi, dia bisa memproduksi 1.500 masker berbahan batik. Untuk memproduksi masker sebanyak itu, dia menggandeng 45 orang penjahit. Empat penjahit di antaranya bekerja langsung di tempat usahanya. Sementara sisanya menjahit masker dari rumahnya masing-masing.
Dia menyebut akan tetap menggunakan batik sebagai bahan masker. Ini sekaligus sebagai upaya untuk tetap mempromosikan batik. Ada dua jenis masker berbahan batik yang di produksi. Harganya dipatok Rp4 ribu dan Rp5 ribu per lembar.
"Ini merupakan harga grosir. Yang agak tebal Rp5 ribu dan yang tipis Rp4 ribu," ujarnya.
Sejak merebaknya covid-19 ini, banyak UMKM yang terdampak. Data dari Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Banyuwangi, yang paling terdampak adalah UMKM kuliner dan UMKM batik. Karena berkurangnya kunjungan tamu dan wisatawan ke Banyuwangi.
"Ini mungkin hampir 80 persen ada penurunan. Khususnya UMKM yang tidak mempunyai link online," kata Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Banyuwangi, Nanin Oktaviantie.
Dia menyebut, kondisi yang berbeda terjadi pada UMKM yang mempunyai penjualan dan pemasaran online. Tingkat penjualannya justru meningkat.
"Nah upaya pemerintah untuk UMKM konveksi yang batik, yang jahitan ini dari Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan pesan kurang lebih seribu baju APD kemudian maskernya 20 ribu masker," jelasnya.