Umat Islam Tertinggal? Dua Alasan Haedar Nashir Cukup Mengejutkan
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengungkapkan sebab mengapa umat Islam belum mampu menjadi khairu ummah (umat terbaik).
Menurutnya, sebab utama dari keterpurukan umat karena kaum Muslimin masih pas-pasan di bidang muamalah duniawiah, yakni penguasaan teknologi dan ekonomi. Hal ini diperparah dengan kurangnya kepercayaan atau trust kepada lembaga zakat atau pengelola dana umat.
“Selama muamalah duniawiah kaum muslim masih pas-pasan atau di bawah itu, masih dhuafa-mustadhafin di bidang ekonomi, maka sampai kapanpun kita tidak bisa menjadi uswah hasanah, menjadi Muslim yang sejajar dengan bangsa-bangsa lain yang telah maju,” ungkapnya, dalam keterangan Senin 20 September 2021.
Fakta Ironis
Haedar lalu mengungkapkan fakta ironis bahwa umat muslim yang sejatinya memiliki spirit teologis untuk jujur, amanah, dan profesional justru kalah oleh dalam urusan trust atau kepercayaan dengan lembaga sekuler.
“Kadang agak ironi, karena dalam prakteknya, karena sistemnya yang bagus, orang-orangnya sudah terikat dengan komitmen yang pasti, lalu integritas yang kuat, sering juga lembaga-lembaga yang sekuler itu melebihi kita dalam soal profesionalitas, objektivitas, integritas. Sampai kita bisa diberikan contoh bagaimana negara-negara maju Skandinavia dan yang terdekat seperti New Zealand itu good governance-nya luar biasa.
Sementara itu negara-negara yang kuat dengan basis agama termasuk di kalangan dunia Islam, hal-hal yang berkait dengan good governance belum menjadi kebanggaan, belum menjadi value yang utama,” kritik Haedar.
Haedar Nashir mengungkapkan hal itu, saat hadir dalam penandatangan program kerjasama kemitraan jangka panjang antara Lazismu dengan Baznas, Senin.
Instrumen Pajak
Berbeda dengan instrumen pajak yang bersifat wajib, zakat yang lebih pada panggilan diri menurut Haedar akan mampu optimal jika lembaga pengelola dana umat memiliki good governance dari sisi profesionalitas dan integritas yang bagus.
Karena itu, Haedar berharap kerjasama Lazismu dan Baznas dapat menjadi pijakan awal bagi usaha mewujudkan umat Islam yang khairu ummah, sekaligus menjadi percontohan bagi lembaga pengelola zakat lain di Indonesia.
“Kami juga ikut mendukung dan membersamai bagaimana setiap badan amil zakat baik yang langsung dalam struktur Baznas maupun di lembaga-lembaga amil zakat infak sedekah di ormas-ormas atau unit-unit pengumpulan zakat lainnya agar menjadi lembaga yang utama, yang bisa membawa pada usaha menciptakan atau mendorong, mengkapitalisasi umat yang semakin sejahtera, adil dan makmur.
"Tentu dimulai dari bagaimana terus mengkapitalisasi pengelolaan zakat infak sedekah ini dengan kemampuan yang semakin kompeten dan kemudian juga profesionalitas sekaligus juga menjamin integritas,” tuturnya.
Advertisement