Umat Islam Sejagat Berduka, Ibunda Syaikh Fadhil Al-Jailani Wafat
Syaikh Muhammad Fadhil al-Jailani berduka. Ibunda cucu ke-25 Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, As-yarifah Al-Afîfah Ruqoyyah Jailâniy, wafat pada hari ini, Rabu 15 Februari 2023 di Turki. Sebelumnya, Syaikh Fadhil al-Jailani selama beberapa hari melakukan aktivitas terkait dengan Resepsi Puncak Satu Abad NU di Sidoarjo.
"Telah Kembali ke Rahmatullâh, Roihânatul Karîmah Sibti Sulthonil Auliyâ' As-yarifah Al-Afîfah Ruqoyyah Jailâniy (Ibunda terkasih Syaikhuna As-Syarîf Prof. Dr. Muhammad Fâdhil al-Jailanî al-Hasaniy Hafidzohullôhu Wa Ro'âh) hari ini, Ahlul Khoir Wal Jannah Wal Ridho Minallâh, Chusnul Khotimah."
Demikian kabar duka yang beredar Rabu, 15 Februari 2023, disampaikan Ust Taufik Mukti, yang memandu acara Puncak Harlah 100 tahun NU beberapa hari lalu.
"Semoga diampuni khilaf luputnya, diterima amalnya dan dikumpulkan bersama Rasûlullâh shallallahu alaihi wasallam (SAW) dan para syuhada dan orang-orang sholih lainnya," tuturnya.
Sebelumnya, Syaikh Muhammad Fadhil al-Jailani memimpin pembacaan Manaqib Syaikh Abdul Qadir al-Jailani pada pukul 01.00 WIB sampai pukul 02.00 WIB pada Puncak Resepsi Satu Abad NU di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur.
Cucu ke-25 Syaikh Abdul Qadir al-Jailani, Syaikh Muhammad Fadhil al-Jailani tiba di Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu 5 Februari 2023. Kedatangan Syekh Fadhil al-Jailani disambut langsung oleh Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) di lobi Shangri-La Hotel, Surabaya.
Syeikh Fadhil menyampaikan bahwa kedatangannya ke Surabaya semata-mata untuk menghadiri dan mengambil keberkahan dari kegiatan akbar 1 Abad NU di Sidoarjo, Selasa 7 Februari 2023.
Ia menceritakan, lawatannya kali ini diliputi kesedihan sebab harus menginggalkan ibunda tercinta yang tengah sakit, di Turki.
“Saya sangat senang dapat menghadiri perhelatan akbar NU ini. Namun, saya juga sangat sedih karena harus meninggalkan ibu saya yang tengah sakit (kritis),” ungkapnya, seperti dilansir NU-Online.
Ia berharap kehadirannya dalam acara memberkahi dan menjadi wasilah kebaikan untuk kesembuhan ibundanya. “Bismillah, saya menghadiri undangan NU semoga Allah berkahi ibunda saya kesembuhan,” tuturnya penuh harap.
Tak heran bila Gus Fahrur, mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Syaikh Fadhil lantaran bersedia menghadiri undangan dari NU meski tengah dalam keadaan bersedih.
“Saya mengapresiasi komitmen Syekh Fadhil untuk menghadiri acara 1 Abad NU ini. Meskipun tidak dapat dipungkiri beliau pasti sangat sedih harus meninggalkan ibunya yang tengah kritis,” kata Gus Fahrur.
Meski begitu, Syeikh Fadhil tetap optimis dan berdoa untuk kesembuhan ibundanya. “Karena janjinya kepada NU ia memaksakan hadir tapi juga tetap berdoa kepada Allah untuk kesembuhan ibunya,” tuturnya.
Kecintaannya terhadap Indonesia dan NU yang mendorong Syekh Fadhil untuk menghadiri acara akbar ini. Indonesia bagi Syekh Fadhil adalah Tanah Air-nya yang kedua setelah Turki.
Perjuangan dan Ilmu
Maulana Assayid Assyarif Syaikh Prof. Dr. Muhammad Fadhil Al-Jilani Al-Hasani lahir pada tanggal 1 April 1954 M di Desa Jimzaraq, Kurtalan, wilayah Is’ird, sebelah Timur Turki yang terkenal dengan kawasan ulama. Beliau adalah cicit dari generasi ke-23 Sulthanul Auliya Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani radhiyallahu‘anhu.
Sejak usia 2 tahun oleh kakeknya, al-Quthub al-Alim Syekh Muhammad Shiddiq Al-Jailani Al-Hasani, beliau dibawa ke desa Tilan yang terkenal dengan daerah kalangan orang-orang mulia (Saadah Asyraf) dari trah Al-Jailaniyah. Beliau besar di bawah bimbingan kakeknya tersebut. Hingga usia 13 tahun beliau kembali ke keluarganya di Jimzaraq untuk menyempurnakan pendidikan keagamaan. Kemudian beliau dikirim oleh kakeknya melanjutkan belajarnya di Kota suci Madinah selama beberapa tahun.
Hingga pada tahun 1978 M, terbesit dalam hati beliau untuk mencari dan meneliti buah karya Sulthanul Auliya Syekh Abdul Qadir al-Jailani radhiyallahu‘anhu yang masih banyak berbentuk tulisan tangan asli (manuskrip). Sejak saat itulah beliau habiskan waktu untuk mencari dan meneliti buah karya tersebut. Beliau kunjungi sekitar 50 perpustakan resmi (nasional) dan 10 perpustakaan khusus (sulit dimasuki khalayak umum) di lebih dari 25 negara.
Kunjungan seperti ini diulangi lebih dari 20 kali untuk beberapa negara. Dalam kunjungan tersebut beliau berhasil menemukan 17 kitab dan 6 manuskrip, salah satunya Tafsir Al-Jailani yang menurut telaahan beliau tidak ada duanya dan bandingannya di dunia ini. Beliau mensyarahnya dengan menghasilkan sekitar 9.752 lembar selain tafsir dan karya lain yang hilang yang tidak ditemukan di dunia ini selain dari usaha beliau.
Maulana Syaikh mendapatkan gelar Sarjana Syariah dengan predikat baik sekali, dari University of Islamic Studies Pakistan pada tahun 2000. Tiga tahun kemudian tepatnya pada tahun 2003 beliau mendapatkan gelar Diploma Pasca Sarjana Studi Islam, dengan predikat baik sekali, juga dari University of Islamic Studies Pakistan. Pada tahun 2006, Maulana Syeikh berhasil menyelesaikan Doktoral Studi Islam Spesialisasi Studi Filologi dengan predikat baik sekali, dari Al-Ummah Open University Pakistan. Maulana Syeikh pada tahun 2015 mendapat gelar Professor bidang Studi Islam the American Open University School of Islamic & Arabic Studies. Sampai saat ini Maulana Syeikh Muhammad Fadhil al-Jilani masih aktif sebagai dosen di American University for Human Sciences/California. Selain itu Maulana Syeikh Muhammad Fadhil al-Jailani masih menjadi Pimpinan Umum Markaz al-Jilani Istanbul sampai saat ini. Beliau juga masih aktif sebagai peneliti manuskrip kitab-kitab turost, terutama turots-turost Syekh Abdul Qadir al-Jailani al-Hasani al-Husaini radhiyallahu‘anhu. Beliau juga pernah menjadi Guru Besar Masjid Nabawi semasa di Madinah.
Berikut Karya Ilmiah Karangan Maulana Syaikh Muhammad Fadhil Al-Jilani:
Nahrul Qadiriyah (Biografi Syekh Abdul Qadir al-Jailani Al-Hasani Al-Husaini ra.).
Tahqiq wa Dirasah Tafsir Surat Al-Fatihah wa Al-Baqarah (Studi Filologi Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Fatihah dan Al-Baqarah).
Al-Futuwwah fi Kaifiyati Akhdzi al-Ahdi wa Al-Bai’ah (Konsep Pengambilan Bai’at Dalam Tarekat al-Qadiriyah).
Berikut Hasil Penelitian Maulana Syeikh Muhammad Fadhil al-Jailani:
Studi dan Penelitian Kitab Tafsir al-Jailani karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Al-Hasani Al-Husaini ra.
Studi dan Penelitian Kitab Ghunyah li Thalibi Thariqil Haq karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Al-Hasani al-Husaini ra.
Studi dan Penelitian Kitab Al-Fath Ar-Rabbani karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Al-Hasani Al-Husaini ra.
Studi dan Penelitian Kitab Syarh Shalawat karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Al-Hasani Al-Husaini ra.
Studi dan Penelitian Kitab Nashaih al-Jailani karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Al-Hasani Al-Husaini ra.
Studi dan Penelitian Kitab Ushuluddin karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Al-Hasani Al-Husaini ra.
Studi dan Penelitian Kitab Al-Mukhtashar fi Ulumiddin karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Al-Hasani Al-Husaini ra.
Dan beberapa hasil Studi dan Penelitian kitab-kitab karya Syekh Abdul Qadir Al-Jailani Al-Hasani Al-Husaini ra. yang sudah tercetak sekitar 24 kitab dan beberapa lebih dari 48 kitab dalam proses penelitian.