Umat Hindu dan Muslim di Bali, Raja Pemecutan: Secara Darah Kami Sudah Bersatu
Ternyata, Raja Bali telah serukan pernyataan terbuka soal insiden penolakan Ustadz Abdul Somad di Denpasar. Raja Pemecutan Cokorda Pemecutan XI berharap keharmonisan umat beragama di Pulau Dewata Bali tetap terjaga. Tidak akan dipisahkan satu sama lain.
Umat Hindu dan Islam di Bali sudah memiliki hubungan yang kuat sejak lama. Setidaknya hal itu yang disampaikan Ida Cokorda Pemecuran XI di Masjid Baiturrohman, Denpasar. Menurut Raja dari Puri Pemecutan Denpasar itu, sudah sejak lama kedua umat di Bali tak hanya hidup berdampingan, namun juga sudah seperti satu kesatuan.
Menurutnya, umat Hindu dan Muslim di Bali sudah memiliki hubungan yang kuat sejak lama.
Menurut Raja dari Puri Pemecutan Denpasar itu, sudah sejak lama kedua umat di Bali tak hanya hidup berdampingan, namun juga sudah seperti satu kesatuan.
“Kami dengan orang Muslim bukan sekarang saja (dekat), tapi secara darah kami sudah bersatu,” kata Cokorda, dikutip ngopibareng.id, Selasa (12/12/2017).
Ida Cokorda Pemecutan XI hadir langsung dalam tabligh akbar yang diisi oleh Ustadz Abdul Somad. Ia merasa begitu sejuk mendengar petuah yang disampaikan oleh Ustadz Somad.
“Kami melihat bahwa Kiai (Ustadz Somad) menyampaikan tidak ada perpecahan, malah guyub kita. Justru malah semakin mempererat persatuan sesuai keinginan para pendahulu kita. NKRI, Merah Putih sudah harga mati. Ini betul-betul disampaikan oleh Kiai (Ustadz Somad),” ujarnya.
Ia mengajak semua pihak untuk menginterospeksi diri. Ia tak ingin isu-isu yang berkembang memudarkan semangat persaudaraan antara Hindu Bali dan umat Muslim yang sudah sejak lama terjalin.
“Kalau ada isu-isu yang tidak bertanggungjawab jangan sampai memecah kita. Persaudaraan kita yang sudah sedarah ini jangan sampai dirusak oleh segelintir orang yang ingin atau memiliki ambisi untuk memecah belah kita,” katanya, dilansir sejumlah media di Denpasar, Bali.
Sementara itu, Ustaz Abdul Somad sendiri tak menampik jika hubungan erat antara umat Hindu Bali dengan warga Muslim sudah lama terjalin.
Ia meminta kepada semua pihak untuk tak terpancing oleh ulah segelintir oknum yang tujuannya memang ingin merusak semangat persaudaraan.
“Bahwa ada isu-isu di Youtube, Twitter, WA, BBM dan lainnya jangan sampai ulah segelintir oknum merusak persaudaraan yang sudah kita bangun selama ini. Seandainya masyarakat Hindu Bali tidak toleran, mengusir ulama dan lain sebagainya, tidak mungkin ada 500 ribu lebih Muslim di Bali. Tidak mungkin Islam bisa bertahan selama 8 abad lebih di Bali,” katanya.
Ia menegaskan jika provokator yang sempat melakukan persekusi terhadap dirinya tak hanya merusak dirinya saja, tetapi juga umat Hindu Bali yang selama ini dikenal terbuka bagi semua elemen masyarakat.
Ustaz Somad mencontohkan bagaimana umat Hindu dan Muslim Bali bersatu padu meski berbeda keyakinan dan aqidah.
“Di Ubud (Gianyar) ada pondok Al-Quran yang justru sebagian tempatnya disediakan oleh saudara kita dari Hindu Bali. Ini justru orang di tempat lain meniru bagaimana masyarakat Bali bisa bertenggang rasa, tepo seliro berlapang dada untuk menerima yang berbeda keyakinan. Kalau ada fitnah, isu, seyogyanya tabayyun dulu, tidak serta merta mengambil kesimpulan.
Seperti dilansir ngopibareng.id sebelumnya, Ustadz Abdul Somad berharap kepada aparat penegak hukum untuk “ambil tindakan hukum terhadap mereka yang sudah merusak kebhinekaan yang terjaga di Bali selama ini. Hadirnya Raja Bali DR. Ida Cokorde Pemecutan XI dan beberapa tokoh Hindu pada Tabligh Akbar tadi malam membuktikan bahwa para provokator ini tidak mewakili rakyat Bali,” pesannya.
Ustadz Abdul Somad pun meminta agar kaum Muslimin Bali membentuk Aliansi Muslim Bali untuk menjaga internal dan eksternal tetap menjaga kerukunan dengan saudara Hindu Bali, untuk mengantisipasi para provokator yang dapat merusak kerukunan di masa akan datang. “NKRI Harga Mati,” tegas Ustadz Abdul Somad. (adi)