Ulama Perempuan Ditangkap, Susul Lima Tokoh di Penjara Arab Saudi
Pihak berwenang Arab Saudi menangkap sejumlah ulama yang dianggap mengancam kekuasaan kerajaan. Ulama perempuan bernama Aisha Al Muhajiri, menjadi sasaran terbaru penangkapan itu.
Penangkapannya dilakukan oleh 20 intelijen Arab Saudi, karena dilaporkan terus berdakwah dan mengajar Alquran di kediamannya di Mekkah.
Menurut Prisoners of Conscience yang melaporkan penangkapan dan penindasan pemerintah Saudi terhadap aktivis, Al Muhajiri ditangkap bersama tokoh masyarakat dan dua wanita lainnya.
"Satu dari dua perempuan itu berusia 80 tahun, sementara keluarga perempuan lain menolak untuk mengungkapkan informasi apapun tentangnya," ujar kelompok itu, seperti dilaporkan Middle East Monitor, dikutip dari CNN, Kamis 18 Februari 2021.
Selain Al Muhajirri, berikut deretan ulama yang sebelumnya ditangkap otoritas Arab Saudi.
1. Sheikh Abdullah Basar
Ia adalah qari (pembaca Al-Quran) yang ditangkap pada Agustus 2020 lalu. Basfar ditahan di Prisoners of Conscience (PoC), namun tidak disebutkan alasan penahanannya.
Sebagian orang menganggap penahanan itu sebagai tindakan keras atas dugaan ekstremisme di kerajaan. Upaya tersebut, sejalan dengan rencana Putra Mahkota Saudi, Mohammed Bin Salman yang akan menghapus identitas agama di Arab Saudi.
Dilansir Middle East Monitor, Basfar merupakan seorang profesor di Departemen Syariah dan Kajian Islam di King Abdul Aziz University di Jeddah. Dia juga mantan Sekretaris Jenderal Organisasi Kitab dan Sunnah Dunia.
2. Sheikh Saud Al Funaisan
Al Funaisan juga ditangkap pada bulan Maret 2020. Tak berbeda dengan Basfar, penangkapan Al Funaisan diduga sebagai bagian tindakan ekstrimisme di kerajan Saudi.
Ia merupakan seorang profesor universitas dan mantan Dekan Fakultas Syariah di Universitas Al Imam di Riyadh.
3. Saleh Al Tabib
Pada Agustus 2018, Arab Saudi dikabarkan menangkap Saleh Al Tabib lantaran khtobahnya yang dinilai mengkritik kebijakan kerajaan. PoC menyebut Talib menyampaikan ceramah yang menyebut Islam harus melawan godaan-godaan setan dalam lingkup masyarakat, termasuk godaan berkumpul antara kaum laki-laki dan perempuan di tempat publik.
Berdasarkan laporan Khaleej Online, dalam khotbahnya, Talib mengkritik kebijakan yang mulai mengizinkan kaum perempuan dan laki-laki berkumpul di acara-acara publik seperti festival musik hingga pertandingan olahraga.
4. Sulaiman Dweesh
Pada 206, salah satu cendekiawan terkemuka, Sulaiman Dweesh juga ditangkap setelah mengkritik Pangeran Mohammed. Seminggu sebelum penangkapan Talib, Dweesh dikabarkan tewas akibat disiksa selama berada dalam penahanan otoritas Saudi.
5. Sheikh Salman Al-Awdaa
Awda merupakan salah satu orang yang ditangkap otoritas Saudi dalam penggerebekan terhadap penentang pemerintah, pada September 2017.
Kelompok pemerhati HAM, Amnesty Internasional menyatakan Awda ditangkap tak lama setelah mengunggah pendapatnya di Twitter, mendukung laporan yang memuat kemungkinan rekonsiliasi antara Saudi dan Qatar. Sejak Juni 2017, Saudi menutup huungan diplomatik, ekonomi dan segala akses yang berhubungan dengan Qatar.
Awda sempat dibawa ke rumah sakit setelah hampir lima bulan ditahan di penjara isolasi. Oleh otoritas Saudi, pihak keluarganya tidak diperkenankan berkomunikasi dengan Awda sejak ditahan.