Ulama Penjaga Moral, PWNU Jatim Perkuat Komitmen Antikorupsi
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar mengingatkan, para ulama, santri, dan Nahdliyin harus menjadi teladan dan penjaga moral melalui pendekatan nilai-nilai dan perilaku antikorupsi.
"Kami warga NU Jawa Timur meyakini bahwa korupsi bukan budaya bangsa," katanya.
KH Marzuqi Mustamar menegaskan, korupsi kejahatan besar karena merampas hak-hak rakyat untuk hidup sejahtera. Korupsi juga mengakibatkan rakyat sengsara.
"Korupsi haram menurut ajaran agama Islam. Sekali lagi kami warga NU Jawa Timur bertekad membebaskan Indonesia dari korupsi untuk mewujudkan Indonesia yang adil dan sejahtera," ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Sabilurrosyad Gasek Malang.
Ia mengungkapkan hal itu, saat mendeklarasikan antikorupsi pada Haul KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan KH Hasyim Wahid (Gus Im), Kamis 11 Agustus 2022 malam di aula KH M Hasyim Asy'ari kantor PWNU setempat. Deklarasi diikuti jajaran PWNU Jawa Timur dan sejumlah perwakilan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) se-Jawa Timur.
Cerminan Pribadi Antikorupsi
Warga NU, lanjutnya, baik di struktural maupun Nahdliyin di luar struktural, harus senantiasa mencerminkan pribadi yang menjunjung tinggi nilai-nilai antikorupsi.
"Kami warga NU Jawa Timur Jawa Timur menyatakan bertekad untuk memegang teguh prinsip dan budaya antikorupsi, menjunjung tinggi nilai-nilai antikorupsi dalam hidup dalam bersikap dan berperilaku sehari-hari, baik sebagai pribadi, maupun pengurus organisasi," tegasnya.
Marzuki Mustamar menegaskan, selain warga NU harus menjadi teladan dari tindakan antikorupsi, juga harus menyebarkan nilai-nilai antikorupsi kepada generasi muda sebagai penerus bangsa di masa yang akan datang.
"Kita (harus) menciptakan generasi muda NU yang antikorupsi. Kami juga mengutuk segala bentuk perilaku korupsi," tuturnya.