Ulama Pendiri Negeri Ini, Kepanjangan Tangan Baginda Nabi
Bukan sekadar merasa cinta Indonesia. Lebih dari itu bangsa Indonesia wajib merasakan memiliki dan menjaganya keutuhan NKRI dengan membentengi diri dengan Pancasila.
"Kini muncul paham yang ingin merusak Indonesia, merupakan upaya oknum tertentu untuk meluntur rasa cinta Rasul, Ulama, pada penegak keadilan dan Pemerintahan, serta memecah belah Indonesia.
“Kita harus memiliki rasa menghormati nilai Pancasila, sebagai benteng untuk membendung anti Ketuhanan. Oknum-oknum yang berniat menghancur Negara Indonesia, mereka tidak mempunyai rasa dan tidak memahami nilai-nilai Pancasila".
Demikian Habib Luthfi bin Yahya, pengasuh Pengajian Kanzus Sholawat Pekalongan, yang setiap Jumat Kliwon dihadiri jamaah dari pelbagai daerah di Indonesia.
Habib Luthfi asal Pekalongan itu mengingatkan bangsa Indonesia untuk saling memiliki rasa memiliki sebagai bangsa yang besar, untuk membangun ekonomi yang lebih sehat dan baik. Salah satunya dengan membentengi diri dengan Pancasila dan menjaga keutuhan NKRI.
“Kenapa hari Kesaktian Pancasila selalu diadakan peringatan setiap tahunnya karena sejarah Pancasila tidak akan lepas dari kemerdekaan RI. Tokoh-tokoh pendiri Indonesia seperti kalangan para tokoh agama dan ulama zaman dulu merupakan kepanjangan tangan Baginda Nabi yang mempunyai latar belakang berbeda.
Pada saat zaman sultan Mahmud telah terjadi ketidakpercayaan kepada ulama serta kepada tentara dan Polisi pada zaman tersebut sehingga paham komunis dapat masuk ke Indonesia,” katanya.
Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, menekankan pentingnya kesadaran akan kemerdekaan.
“Kemerdekaan yang dimiliki Indonesia saat ini bukan hasil hadiah dari kaum penjajah. Akan tetapi hasil dari perjuangan,” katanya.
“Maka, sudah selayaknya kita bangga menjadi bangsa Indonesia. Jangan sampai minder,” ujarnya.(adi)